Ramuan 4. Little Child isn't a Child Anymore

16.3K 2.6K 293
                                    

Luka,

(n) Nomina untuk frasa aku baik-baik saja.

SMA 17 punya ketua OSIS baru. Namanya Galang Persatuan Negeri. Namanya unik, namun anaknya sederhana. Sekarang dia menjabat sebagai ketua OSIS, meskipun dia pantas sekali kalau ditempatkan di kursi bendahara. Anaknya hemat, bijak, dan semua hal terstruktur dengan baik. Kalau dalam keuangan, dia adalah ace dan juga andalan. Kalau untuk menjadi ketua OSIS... sayangnya dia tidak cocok. Dia terlalu lurus, susah sekali untuk menjadi ketua OSIS yang fleksibel seperti Geomeka dan Abith. Sayangnya... ini sudah terpaksa! SMA 17 harus mencari kedamaian yang beradab. Karena itulah Geometri dan Serabi resmi lengser sebelum mereka sempat bertanding dalam persaingan akhir. Setelah acara pelantikan ketua OSIS, Galang yang menjadi ketuanya.

Geometri tidak tertarik lagi di OSIS. Serabi apalagi! Ketika tahu bahwa musuh bebuyutannya sudah tidak berminat untuk terjun ke dalam organisasi, minat Serabi juga pupus entah ke mana. Sekarang Geometri malah berminat untuk ikut ekskul karate. Padahal... ini sudah terlambat kalau untuk ikut, mengingat mereka sudah menginjak bangku kelas dua.

"Nggak ada kata terlambat untuk belajar!" Geo membela diri.

"Kok tumben Mas Ge mau ikut ekskul sekarang? Bukannya dulu ikut pramuka, ya?"

Geo mengangguk.

"Karena pramuka dan OSIS adalah kesatuan aneh. Anak pramuka kebanyakan anak OSIS, anak OSIS pasti ikut pramuka!"

Milo mengangguk setuju. Kalka di sebelahnya sibuk menyedot es teh.

"Nggak mau ikut basket?" Milo menawari.

"Nggak. Nggak minat."

"Kenapa malah karate?"

"Kenapa emangnya?"

"Nggak apa. Tapi cocok, sih!"

"Ha?"

"Mas Ge kan suka membela diri dan bersilat lidah."

"Woi!"

"Serabi juga nggak mau lagi ikut OSIS. Katanya dia udah males kalau nggak jadi ketua. Dia males diperintah-perintah sama orang asing!"

"Lah?"

"Mas Ge beneran mau ikut ekskul karate?"

Geo mengangguk cepat. "Dulu pas SD dan SMP gue ikutan."

Milo melongo. Kalka tersedak. Milo mengelus punggung Kalka spontan. Geo memijat pelipisnya. Kedua batangan ini selalu saja lupa diri. Mereka tidak peduli dengan situasi dan kondisi manusia-manusia lain di sekitar mereka. Mereka tidak peduli seandainya dihakimi karena pilihan mereka. Geo-lah yang merasa cemas dengan respon orang-orang di sekitar mereka. Geo tidak suka kalau kedua batangan kesayangannya ini dihakimi.

"Pelan-pelan, Sayang!"

"Aih!"

Geo makin melongo. Dia makin tak paham. Bagaimana bisa mereka saling mencintai meskipun sama-sama lelaki?

"Kenapa Mas Ge malah bengong?" Milo membuyarkan lamunan Geo. Geo berdehem.

"Eh, sorry, sorry..."

"Jadi Kak Geo mau ikutan karate lagi?" Kalka bertanya pelan.

"Aih, Kalka tahu, ya?" Milo berbinar.

Kalka mengangguk. "Kak Geo kan pernah ikut turnamen nasional. Dia udah terkenal, Milo."

"Masa? Serius?" Milo menjerit alay. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa cowok cadel rambut kriwil yang sangat manis ini pernah ikut turnamen nasional di bidang beladiri.

Jokes In Our BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang