Chapter 5. OSIS Harus Bisa

2.6K 238 15
                                    

Kamus Kelima: Kenapa berjuang harus sesakit ini?

Geomeka menggerutu. Geometri di belakangnya duduk manis, menatap sekeliling tanpa kata. Kakaknya kesal pagi ini, entah kenapa. Padahal Geometri tahu kalau kakaknya sedang suntuk, artinya memang nggak mau diganggu. Geometri sempat ingin nebeng seseorang saja, temannya misalnya. Sayang, dia nggak punya teman yang searah. Ingin rasanya dia menghubungi Abith, namun dia ingat kalau kakaknya kesal gara-gara cowok itu. Abith.

"Kak Meka masih kesal?" Geometri berbisik pelan, nyaris nggak terdengar. Si Sulung peka dengan pertanyaan adiknya, meski diucapkan dengan separuh berbisik.

"Menurut Geo?"

"Iya, kesal." Geometri mengembuskan napas, lalu bungkam. Mereka sama-sama terdiam, hingga Geometri berbicara kembali. "Gara-gara Bang Abith, ya?"

Uasem!

Sejak pagi Geomeka benci dengan nama itu, dan sekarang adiknya membahas cowok kurang ajar itu! Cowok antah-berantah yang nggak tahu kenapa bisa muncul di hidupnya, bahkan di hidup adiknya.

"Kenapa kamu deket sama dia?" Geomeka merengut.

"Ha?" Si Bungsu nggak bisa mendengar lantaran deru angin dan helm.

"Kenapa bisa sok akrab sama dia?"

Geometri berdecak. "Aku suka namanya."

"Ha?" Si Sulung mulai murka lagi. Dia nggak tahu bagaimana harus bersikap setelah ini. Adiknya senang berteman dengan cowok memusingkan itu. "Kenapa suka namanya?"

"Soalnya nggak perlu huruf 's'," jawab adiknya enteng.

Ah, iya! Geometri nggak bisa mengatakan huruf 's' dengan benar, karena itulah pasti dia bangga karena nama Abith nggak menunjukkan kecadelannya. Ih, gemes!

Lagi pula... Geometri sangat kesal dengan olokan orang-orang tentang cadelnya. Lalu bibir Geomeka tersungging.

"Ge, coba bilang, 'Abith habis beres-beres berkas', dong!"

Wajah Geometri mendadak berubah masam. Dia menatap kakaknya dari spion. Sang Kakak tersenyum geli, nggak merengut lagi.

"Kalo Kakak kayak gitu lagi, aku mau lompat dari motor," ancam Geometri kemudian. Geomeka tergelak kencang.

"Jangan, dong! Ntar dikirain Kakak yang nyuruh kamu bunuh diri!"

"Kan Kakak yang bikin aku insecure!"

"Yaelah, kan cadel 's' itu imut!" Geomeka mencoba menghibur. Dia terkekeh geli. Geometri masih mengerut karena nggak terima.

Di luaran sana, Geometri sering diolok-olok. Mungkin karena wajahnya manis, rambutnya lucu. Atau karena dia cadel. Atau karena dia sangat pemberani. Meski nggak juara satu, tetapi dia lumayan rajin.

"Kok Kakak pengen jadi ketua OSIS?" Geometri iseng bertanya. Meski mereka sering mengobrol, namun untuk urusan begini Geomeka sering menutup diri.

Katanya nggak penting juga untuk diceritakan.

"Biar biasa ngundang Lovely Pink." Geomeka terkekeh.

"Nggak percaya, ah!"

"Trus percayanya yang gimana?"

"Kakak pengen terkenal di kalangan cewek-cewek."

"Itu salah satunya."

"Tapi sampe sekarang Kakak nggak pernah bawa cewek ke rumah. Selain siapa itu, yang mantan nangis-nangis waktu masih SMP."

"Udah, ah! Nggak usah diinget-inget!" Geomeka mendengus.

"Ya kan itu nostalgia. Kakak lucu banget, deh!"

Jokes In Our BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang