Geometri mengembuskan napas. Serabi mengiriminya banyak chat, dengan pesan dramatis yang sangat memuakkan. Serabi benar-benar menyebalkan sekarang. Dia sangat cerewet, bahkan bertanya Geo bawa baju berapa. Serabi mengatakan kalimat-kalimat menggelikan hingga akhirnya Geo harus menelepon Milo, meminta bantuan sepupu Serabi untuk menghentikan tingkah Serabi yang makin menjadi-jadi itu.
"Please, gue mohon sama lo! Lo coba ngomong sama dia, bikin dia nyerah dan nggak kayak gitu lagi sama gue! Dia jadi nggak rasional lagi, Lo! Serabi jadi makin aneh! Masa dia bilang kalau dia udah nggak sabar pengen sekamar sama gue!" Geo keterusan curhat. Kalka yang juga ikut menguping hanya bisa terkekeh. Milo mengulum senyum.
"Aih, Serabi jadi kayak calon pengantin yang nggak sabar malam pertama!"
"Bacot!" Geo mengumpat.
"Aih, Mas Ge! Jangan ngumpat, di sini ada Kalka! Nanti dia dengar kalimat jahat!"
"Makin nggak rasional kalian! Gue heran sama kalian! Lo juga posesif sama si Kalka. Dia malah lebih gila lagi!"
Milo terkekeh bangga. "Jangan muji kami, Mas Ge! Aih, jadi malu!"
"Gue nggak muji lo, Kutil!"
"Mas Ge, jangan ngomong kasar, aih! Ada Kalka, nih! Aku yang mau bales kan sungkan..."
Milo dicubit.
Geo memijiat pelipisnya gemas. Setelah tindakan Serabi yang tidak rasional, sekarang Geo diharuskan memilih hal-hal rancu. Dia harus menghindari Serabi, namun kakaknya... kakaknya dengan sangat bahagia menyuruhnya untuk menerima tawaran Serabi. Karena menurut kakaknya, Serabi ini bukan muka dua! Serabi ini jujur, dan dia tidak akan pernah menusuk Geo dari belakang.
Ketika kakaknya mengatakan kalimat yang terakhir, entah kenapa Geo mendadak sangsi. Kalau saja kakaknya tahu apa yang sudah Serabi lakukan padanya beberapa bulan silam, ketika mereka sedang berdebat. Serabi mengikatnya, bahkan melakukan sesuatu dengan dugaan sementara sebuah pelecehan seksual. Cowok mana, coba yang berani memegang 'burung' cowok lain hanya karena alasan pipis? Kalau cowok lainnya pasrah ya biar, tetapi Geo tidak pasrah kala itu!
Geo menggeleng gusar. Milo sangat tidak kooperatif kali ini. Mungkin Milo juga kena cuci otak oleh Serabi karena setelahnya Milo malah berkata, "Aku setuju, lho kalau Mas Ge sekamar sama Serabi. Ada banyak alasan..."
Geo mencebik, namun dia melanjutkan pertanyaan, "Apa aja?"
"Pertama, Mas Ge kan masih kecil..."
"Tai!"
"Kedua, banyak orang jahat di dunia ini. Apalagi orang baru. Kelak, kalian harus mandiri. Akan ada temen jahat yang suka manfaatin kita."
"Trus hubungannya apaan?"
"Serabi itu sekokoh Gunung Semeru!" Milo berdecak bangga, mempromosikan sepupunya sendiri.
"Woi!"
"Kalau disenggol, dia meledak! Dan ledakannya luar biasa! Jadi, Mas Ge bakalan aman sama dia!"
"Gue bisa melindungi diri sendiri, kali! Lo nggak inget kalau gue anak karate?" Geo mencoba peruntungan dengan menyombongkan diri sendiri. Mungkin Serabi bisa menjadi pelindungnya, namun Geo tidak suka.
Dia bukan anak kecil yang manja dan butuh perlindungan!
"Mas Ge mana paham orang jahat dan bukan? Sama Kak Rama aja Mas Ge nggak peka."
Geo mengembuskan napas, "Emang kenapa sama dia? Kenapa lo dan Serabi sewot banget sama tuh orang?"
"Mas Ge nggak akan peka meski sering diberitahu! Yang jelas itu rahasia perusahaan!" Milo terkikik licik. Kalka mengangguk paham apa maksud Milo. Mungkin Kalka memang tak banyak bicara, namun sebenarnya dia jauh lebih peka daripada Milo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jokes In Our Bed
Fiction généraleSMA 17 heboh. Dua orang calon ketua OSIS yang paling dominan dan terpandang untuk pemegang jabatan ketua OSIS periode mendatang sedang membangun perseteruan. Musuh lama, lalu bertemu lagi dalam formalitas debat kandidat yang dipertontonkan di hadapa...