Kenapa,
(adv) Sebuah cara mencari alasan.
Geomeka kembali ke tempat yang seharusnya keesokan harinya. Geomeka berkali-kali memberi peringatan, di pagi buta, hanya untuk membuat Geo kembali berpikir dan introspeksi. Geo menghela napas berat. Dia tidak suka dengan banyak hal sekarang. Termasuk petuah kakaknya tentang bagaimana kerasnya bertengkar. Geo tahu, namun menjadi atlet karate bisa menjadi sebuah kebanggaan.
"Kakak nggak bakalan pulang dua minggu ini. Kamu hati-hati di sini! Jangan bandel!" Geomeka berpesan. Geometri mengangguk pasrah. Melawan pun tak ada gunanya. Kedua orang tuanya sangat sibuk, jarang sekali ada di rumah. Jam terbang mereka berbeda. Kadang di akhir pekan ibu pulang. Ayah masih ada di luar kota. Lalu ketika ayah pulang, ibu masih sibuk dengan pekerjaan.
Mau tak mau Geo harus menghempaskan keinginannya untuk berkumpul dengan lengkap. Sejak kecil Geomeka dan Geomedwi memberi pengertian yang sama padanya. Kedua orang tua mereka mencari uang untuk masa depan anak-anaknya. Karena itulah Geometri tidak menuntut lagi.
"Kalau ada apa-apa, bilang! Bilang Abith nggak masalah."
Geo menggeleng. "Aku males ngerepotin Bang Abith."
"Dia adalah asisten Kakak."
"Kakak bayar?"
"Pokoknya kamu harus kabarin kalau ada apa-apa! Jangan diem aja!"
"Iya, iya!"
"Kakak berangkat, ya!"
"Iya."
"Nggak mau cium dulu?"
"..."
Geomeka berangkat untuk studinya setelah itu, membiarkan adiknya hidup mandiri di rumah. Meskipun bukan mandiri secara umum, namun karena kedua orang tuanya sibuk... Geometri tentu saja sendirian.
Sejak kepergian Geomeka dan Geomedwi, Geometri punya agenda tambahan di rumah. Biasanya tugas rumah mereka kerjakan bersama. Ketika Geomeka bersih-bersih, Geomedwi bertugas di dapur. Geometri membantu keduanya ketika diperlukan. Jadi ketika Geomeka menyapu rumah, Geometri menyapu halaman. Ketika Geomedwi memasak, Geometri mencuci piring dan membersihkan meja makan.
Sekarang... Geo harus melakukan tugasnya seorang diri. Tak ada lagi yang bisa menjerit padanya kalau dia bangun terlalu siang. Tak ada lagi yang senang mengganggu ketika dia sedang sibuk mengerjakan tugas. Rumah terasa lebih luas, namun sangat kosong dan juga hampa. Dalam beberapa hari saja Geo sudah merasa kesepian.
Namun, Geo sudah menitahkan dirinya untuk tidak manja. Dia tidak boleh membuat orang lain cemas padanya. Kalau dia mengadu kesepian pada kakaknya, mereka pasti akan khawatir. Susah. Sesekali Abith mampir ke rumahnya, hanya untuk mengantar cemilan ataupun vitamin. Padahal Geo bisa membelinya sendiri.
"Bang Abith dipesenin sama Kakak buat terus mampir, kan?"
Abith cengengesan.
"Gue udah nggak apa sendiri, kok! Gue kan udah terbiasa. Gue bisa ngelakuin banyak hal sendiri."
Abith menghela napas.
"Abang merasa lo memaksakan diri."
"Nggak gitu, kok!"
"Ah, iya! Gimana sama ketua ekskul lo itu?"
"Rama?"
"Iya. Gimana dia? Udah nggak jahatin lo lagi?"
Geo menggeleng. "Beberapa hari ini suasana hati gue lagi berantakan, jadi gue sebisa mungkin menghindari mereka. Menghindari orang-orang yang bikin emosi gue meledak. Termasuk si Serabi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jokes In Our Bed
Ficción GeneralSMA 17 heboh. Dua orang calon ketua OSIS yang paling dominan dan terpandang untuk pemegang jabatan ketua OSIS periode mendatang sedang membangun perseteruan. Musuh lama, lalu bertemu lagi dalam formalitas debat kandidat yang dipertontonkan di hadapa...