Pilihan,
(n) adalah sebuah jalur untuk membuat cerita.
Geo menatap Serabi dengan raut terusik. Dia belum menduga ini akan terjadi. Sekarang dia masih ingin hidup tenang tanpa tatapan intimidatif dari Serabi. Geo tidak mau Serabi tahu. Dia masih ingin menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya sederhana ini. Sayangnya di mata Serabi ini bukan lagi sesuatu yang sederhana. Ini tentang hidup dan matinya. Kalau waktu itu Geo tidak ada, apa yang akan terjadi dalam hidupnya?
"Ngapain lo di sini?" Geo bertanya dingin.
"Ada banyak hal yang pengen gue tanya ke lo."
"Gue udah tahu apa yang mau lo tanya, dan gue nggak mau jawab."
"Kenapa lo nggak mau jawab?"
"Buat apa dijawab?"
"Karena gue pengen tahu."
"Mau lo tahu apa nggak sekarang, bukan urusan gue."
"Kenapa bukan urusan lo?"
"Karena gue emang nggak mau tahu."
"Lo..." Serabi serba salah. Kalau dia memaksa Geometri, dia akan jadi orang yang kurang ajar. Kalau dia diam saja, Geometri tak akan mau bicara. Dia akan menyembunyikan rahasia ini sampai mati!
Serabi menghela napas gusar.
"Lo pergi aja!" Geo mengusir. Serabi protes.
"Nggak."
"Pergi!"
"Nggak!"
"Kenapa lo keras kepala banget?"
"Gue nggak bakalan pergi sampe lo mau ceritain yang sebenernya!"
"Kenapa?"
"Karena gue pengen tahu. Semuanya!"
"Lo ganggu privasi gue! Sana pergi!"
Meskipun Geometri mengusirnya, Serabi tak akan pernah mau beranjak dari sana. Dia menatap wajah Geometri. Dalam beberapa sisi, dia merasa bersalah karena sudah kasar padanya. Padahal... Padahal Geometri baik sekali padanya. Dia yang sudah menyelamatkan nyawanya. Dan menurut Om Rian, dia juga menunggu di sana, mengembalikan tasnya...
Kalau Geometri jahat, mungkin dia akan mencuri barang-barangnya ketika itu! Tak akan ada yang tahu, dan ibunya juga tak akan pernah mempermasalahkan itu.
"Lo pulang aja, Bi! Gue lagi nggak pengen bahas itu!" Lagi-lagi Geometri menghindar.
"Kenapa lo nggak mau bahas itu?"
"Karena menurut gue, itu nggak penting."
"Penting buat gue."
"Ya udah, lo cari tahu aja sendiri!"
"Kenapa lo keras kepala? Kenapa buat jawab aja lo susah banget?"
"Karena gue nggak pengen."
"Kenapa nggak pengen?"
"Karena gue males. Gue ada banyak kerjaan hari ini. Mendingan lo balik aja!"
"Gue belum selesai!"
"Sana pergi!"
"Please..." Ini pertama kalinya Serabi memohon pada si Cadel. Geometri melongo. Dia terkejut dengan respon Serabi. Dia kira, Serabi tak akan seserius ini ketika mengetahui fakta bahwa waktu itu Geometri yang menolongnya.
Geometri mengacak rambutnya, lalu menatap wajah Serabi serius.
"Lo tahu dari mana? Milo?"
Serabi menggeleng. Dia memang kesal pada Milo, namun dia tak ingin membuat Milo dalam masalah karena fitnah yang amat pedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jokes In Our Bed
General FictionSMA 17 heboh. Dua orang calon ketua OSIS yang paling dominan dan terpandang untuk pemegang jabatan ketua OSIS periode mendatang sedang membangun perseteruan. Musuh lama, lalu bertemu lagi dalam formalitas debat kandidat yang dipertontonkan di hadapa...