Dua Belas: Serabi Balas Dendam

9.7K 1.7K 253
                                    

Bagaimanapun, Serabi masih sakit hati.

Dia memang tidak akan pernah membenci Geometri, namun kesal pada cowok itu jelas bisa. Serabi tidak tahu kenapa Geo sangat menyebalkan akhir-akhir ini. Apa mungkin karena Serabi terlalu pasif hingga Geo merasa terlalu santai dan mengabaikan perasaan Serabi?

Serabi ingin membuat sebuah gebrakan. Tidak, namanya bukan gebrakan. Hanya saja... dia ingin tahu respon Geometri seperti apa. Karena itulah... Serabi mulai bergerak. Kali ini dia mencoba peruntungannya. Di prodi Serabi, hanya ada tiga orang cewek. Ketiganya adalah cewek-cewek aneh yang entah kenapa baru sekarang Serabi temui.

"Bi, cowok manis kriwil yang kemaren-kemaren nungguin lo itu siapa?" Salah satu dari mereka cekikikan, lalu mencoba bertanya. Serabi menaikkan alisnya. Dia penasaran kenapa ketiga cewek ini mendadak ingin tahu.

"Roommate gue. Kenapa? Kalian naksir?"

Mereka melongo, lalu menggeleng kencang. "Ya nggak, lah, Bi!"

"Iya, nggak mungkin!"

"Iya, dia kan manis."

"Ho'oh... kan lebih cocok sama cow..." Dan salah satu mulut mereka mulai bocor. Dua orang lainnya melotot galak, menyalahkan salah satu temannya yang telanjur ember. Serabi menelan ludah.

Ketiganya... Serabi tahu jenis apa mereka. Serabi bukan seseorang yang senang menghakimi kesukaan orang lain. Selama mereka tidak merugikan, Serabi tidak akan pernah mengganggu. Lagi pula... Serabi senang ketika tahu Geo punya penggemar yang tidak akan merebutnya.

"Lo bilang apa tadi?" Serabi mengonfirmasi.

"Anu, Bi..."

"Kalian seneng lihat dia sama cowok?"

Ketiganya menelan ludah.

"Kami nggak bermaksud gitu, Bi!"

"Dia normal, kok!"

Ketiganya mengangguk meski terlihat kecewa.

"Gue yang nggak normal."

Dan wajah mereka mendongak untuk selanjutnya memekik senang. Serabi terkekeh. Mereka mulai berkerumun dan mencoba mencari tahu bagaimana bisa Serabi jadi "tidak normal".

"Sejak kapan?"

"SMA."

"Masih baru, dong! Trus, kenapa bisa lo berubah gini?"

"Karena si Kriwil."

"Aw, so karena dia lo jadi kayak gitu? Trus dia gimana, Bi? Ada potensi dia belok atau nggak?"

"Kalau gue paksa, dia patah. Gue ada rencana, tapi lo semua mau bantuin gue, nggak?"

Ketiganya berpandangan, lalu menatap Serabi. Sebenarnya ketiganya manis. Wajah-wajah polos, namun entah apa yang ada dalam otak mereka Serabi tidak berani untuk menebaknya. Serabi mulai menceritakan semuanya, tentang rencana dan perbuatan Geo padanya kemarin. Serabi masih kesal karena Kinar, namun dia tidak ingin menyalahkan cewek itu.

Karena itulah... ada cara agar Geo berhenti. Sayangnya...

"Menurut gue, lo yang salah, Bi!" Kini, mereka bertiga mulai bisa menghakimi Serabi.

"Kenapa gue?"

"Geo... dia merasa bersalah karena udah bikin lo belok. Lo selalu bicara seolah-olah lo belok karena dia."

Serabi melongo. "Gue emang belok karena dia."

"Salah. Lo bukannya belok karena dia, tapi lo belok buat dia. Lo belok sesuai kata hati lo, Geo nggak salah. Dan Geo hanyalah orang yang terpilih. Dia nggak ngelakuin apa pun ke lo. Dia nggak mencoba buat belokin lo..."

Jokes In Our BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang