Tujuh: Ketahuan!

10.3K 1.7K 179
                                    

            Serabi belum bangun keesokan harinya. Untungnya hari ini libur. Geo tidak ada acara di UKM Karate, namun dia bangun lebih dulu. Ketika melihat Serabi ada di sebelahnya, memeluk tubuhnya erat dengan kaki mengait rapat di betisnya, Geo sadar bahwa dia memang tidak sedang bermimpi buruk. Serabi terlihat sangat damai saat ini, berbeda sekali dengan ketika membuka mata. Geo jadi tidak tega membangunkannya. Karena itulah, Geo mencoba melepaskan diri secara diam-diam.

Satu panggilan masuk ke dalam HP-nya. Geo berhasil lolos dan menjawab panggilan itu. Dari Romi.

"Apaan? Bukannya hari ini nggak ada latihan?"

Romi di sana tergelak. "Kan itu kata kemarin."

"Kalian emang nggak suka lihat junior istirahat dan libur, ya?"

Romi terkekeh. Geo tidak tahu bahwa dirinya akan dihadapkan pada kekejaman dan peristiwa yang tidak menyenangkan seperti ini. Dia menerima panggilan itu diam-diam agar Serabi tidak mendengar. Susah sekali berbohong pada Serabi ketika dia bertanya Geo ingin ikut UKM apa.

"Lo itu junior kesayangan kami, tahu, nggak? Awalnya banyak yang ngeraguin lo. Mereka ragu, takut kalau lo dipukul ntar lo nangis..."

"..."

"Sampai lo tanding hari itu. Semuanya shock, trus Rama juga bilang katanya lo pernah ngelawan dia dan lo menang."

"Iya, terus?"

"Banyak yang datang dan rajin latihan karena lihat lo. Mereka nggak mau malu atau hilang muka kalau kalah ngelawan lo..."

"Karena gue pendek dan gue kriwil? Karena lo bilang wajah gue baby face kayak anak TK?"

"Yang penting kan lo kesayangan semua orang di sini..."

"Makanya, lo harus biarin gue istirahat. Sekarang hari libur, dan gue belum bilang ataupun izin ke kakak gue kalau gue ikut karate lagi..."

"Lo ikut karate lagi?" Sebuah suara terdengar dari belakang Geometri. Geo terpaku. Dia menoleh. Saat ini dia sedang bersembunyi di kamar mandi untuk menerima telepon.

Namun, Geo lupa satu hal. Jangankan ke kamar mandi, ke lubang semut pun Serabi akan ikut. Sekarang Serabi memergokinya, sedang menelepon diam-diam atau sedang berbohong tentang UKM-nya. Geo mematikan HP-nya spontan, memutus panggilan Romi dan mencoba untuk berkilah.

Sayangnya yang namanya Serabi ini jauh lebih tajam dan frontal dibanding Milo. Jadi Geo tidak bisa berbohong dan mengatakan tidak. Padahal pada Milo dia bisa melakukannya, dan meski Milo tahu dia akan pura-pura tidak tahu. Namun Serabi... dia akan mengatakan tahu ketika tahu.

"Lo bohongin gue!" katanya. Geo tergagap lagi.

"Bukan gitu... gue cuma..."

"Lo ikut karate lagi, kan?" Serabi melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Geo lupa, bahwa Serabi ini memiliki kepribadian kurang ajar. Dia bahkan tidak sungkan untuk masuk ketika Geo mandi. Kamar mandi hanya memiliki lubang ventilasi yang kecil, jadi Geo sering sekali merasa gerah di dalam sana.

Kadang dia tidak menutup pintu ketika mandi karena merasa terlalu panas. Itu juga ketika Serabi tidak ada. Sekarang Serabi memergokinya. Geo merasa bersalah. Entah karena ketahuan menerima telepon diam-diam atau karena ketahuan ikut UKM Karate lagi.

"Bilang sama gue!" Serabi memaksa. Geo menelan ludah.

"Apa?"

"Lo ikut karate lagi, kan?"

Geo mengangguk pelan. Serabi masuk, menekan kedua bahu Geo. Bahkan cowok itu juga sempat mendorong punggung Geo hingga menempel pada tembok. Geo menelan ludah gugup. Tatapan Serabi sangat mengintimidasi.

Jokes In Our BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang