Kamus kedua: Yang namanya idola harus memberikan contoh yang baik!
Abith cengengesan. Dia mengendarai motornya dengan wajah ceria. Hari ini dia sudah mengenal Geomeka, dan Geomeka sudah tahu namanya. Abith bahagia. Belum pernah dia merasakan rasa bahagia seperti ini. Geomeka, menurutnya adalah idola. Role model, begitu kalau nggak salah. Abith senang sekali. Begitu sampai di rumahnya dia mandi dan merebahkan diri.
Iseng, dia buka facebook untuk mencari sebuah nama. Karena namanya unik, mungkin pencariannya bisa cepat. Namun Abith ragu, takut kalau Geomeka menggunakan nama aneh-aneh seperti nama facebook-nya. Dia mencoba mencari satu nama, Geomeka.
Karena namanya unik, dia hanya menemukan satu. Dengan kilat Abith meminta pertemanan. Dia nggak tahu apa facebook ini aktif atau bahkan sudah lama nggak dibuka. Abith harap-harap cemas. Dia memejamkan mata, menggaruk kepalanya. Selama sekian tahun dia hidup, baru kali ini dia begitu deg-degan. Bahkan ketika dia menang pertandingan basket pun nggak bisa membuatnya begitu gemetaran seperti sekarang.
Hanya dalam beberapa menit saja gemetaran itu berganti jadi euforia yang luar biasa.
Lantaran sebuah notifikasi. Your friend request was accepted by Geomeka. Mata Abith membulat. Dia menjerit bahagia, berjingkrak-jingkrak heboh. Dia nggak tahu kalau rasa bahagianya receh sekali. Abith menatap waktu di HP-nya. Dia tersadar, sekarang sudah tengah malam.
Geomeka masih belum tidur.
Iseng lagi, dia mulai mengirimi Geomeka pesan.
"Kok belum tidur, Mas?"
Abith menelan ludah gugup. Geomeka langsung membaca pesannya dan mengetik balasan. Dia nggak tahu kalau Geomeka bisa seresponsif ini. Apa gara-gara dia ingin berterima kasih? Aduh, Abith harus apa? Idolanya... idolanya mulai menyadari keberadaannya. Nggak ada lagi meme-meme buatannya yang selalu nangkir di semua sosial medianya.
Notice me, Senpai! Begitu tulisannya, disertai dengan wajah-wajah kartun penuh permohonan.
"Nasi padang lo dihabisin adek gue. Besok gue ganti uangnya."
Abith menggeleng kencang. Nggak mau, ah! Dia nggak mau nasi padang. Dia mau ngobrol. Ah, tapi kalau besok Geomeka mengajaknya bicara gara-gara nasi padang, Abith mau!
"Aku ikhlas, kok, Mas."
Idih, kenapa kesannya kayak orang yang sok dermawan? Abith mendadak illfeel dan keki dengan dirinya sendiri.
"Gue nggak masalah, kok sama kesalahan lo. Kan nggak sengaja."
"Tapi aku kan merasa bersalah dan harus bertanggung jawab."
Idih, sekarang Abith mirip cowok yang sok baik! Padahal dia tahu kalau Geomeka sangat unik. Nggak, orang-orang mengatakan Abith adalah orang yang eksentrik atau nyentrik. Namun bagi Abith, Geomeka juga seperti itu. Pemikirannya out of the box.
"Nggak usah, Bith. Lo nggak salah."
Jawab apa lagi, ya? Abith tahu, dia punya banyak hal yang ingin dia tanyakan pada Geomeka. Dia ingin mengobrol semuanya. Sayangnya, dia akan terlihat mencurigakan dan terlalu menggebu. Geomeka nanti nggak nyaman bagaimana? Abith menggeleng kencang, menghalau rasa curiganya terlalu tinggi.
"Boleh minta nomor WA Mas?"
Asem!
Isi otak Abith keluar begitu saja. Dia mengetik tanpa sadar. Dia memang ingin punya nomor HP Geomeka, ingin chat dengan idolanya, ingin melihat status-statusnya. Tapi... ini terlalu terburu-buru. Dia takut, dia gugup, dia nggak berani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jokes In Our Bed
Ficción GeneralSMA 17 heboh. Dua orang calon ketua OSIS yang paling dominan dan terpandang untuk pemegang jabatan ketua OSIS periode mendatang sedang membangun perseteruan. Musuh lama, lalu bertemu lagi dalam formalitas debat kandidat yang dipertontonkan di hadapa...