Part 15

98.7K 11K 2.7K
                                    

Jika menikah itu menyempurnakan ibadah
Lantas mengapa aku yang berniat menyempurnakan ibadahku dua kali malah kau anggap salah?
~Damar

~Sejumput Dendam Rana~

Laki-laki berkaos abu-abu itu terkekeh melihat perempuan dengan perut yang mulai membuncit itu begitu senang mendapat stroler bayi keluaran terbaru, yang bentuknya jelas lebih indah dari milik Onad tentu saja. Lihatlah betapa menggemaskannya Nirmala yang memain-mainkan stroler untuk calon anak mereka sembari tertawa-tawa, nampak begitu manis di mata Damar. Hingga Damar tak mau mengalihkan perhatiannya.

Betapa beruntungnya Damar mempunyai istri sebaik dan secantik Nirmala, yang bahkan dengan suka rela berbagi dengan Rana walau Rana selalu bersikap buruk padanya. Niat Nirmala mau dipinangpun bukan hanya karena terlanjur berbadan dua ataupun harta mengingat Nirmala bukanlah perempuan perhitungan apalagi matre.

Tapi niat Nirmala begitu mulia dengan mengharap kehadirannya nanti bisa membantu Rana dalam mengurus Damar, bahkan Nirmala juga dengan senang hati menerima Onad lengkap dengan kekurangannya.

Lihatlah betapa baik hati Nirmala yang dengan suka rela menjadi pelengkap dalam rumah tangga Damar dan Rana. Tidak seperti perempuan jahat diluar sana yang bahkan dengan tega menjadi pelakor, merusak rumah tangga orang lain. Sungguh Damar tak habis pikir dengan mereka yang dengan sadar merusak pernikahan hanya demi nafsu semata, dasar manusia tak punya hati!

Untung saja Damar adalah laki-laki baik, jadi dirinya tidak mungkin mengakhiri pernikahannya begitu saja dengan Rana. Coba saja kalau Damar jahat pasti rumah tangganya dengan Rana hancur berantakan begitu saja. Rana memang beruntung mempunyai suami baik hati seperti Damar dan madu berhati mulia seperti Nirmala, sayangnya saja Rana selalu menutup mata seakan tak melihat.

Padahal Damar rasa Rana juga merasakan keberuntungan itu, hanya saja Rana tidak mau mengakui. Jelas bukan hanya karena gengsinya yang besar tapi juga faktor kecemburuan yang bercokol dalam lubuk hati Rana yang paling dalam.

"Resiko laki-laki tampan dicemburui kanan, kiri." ujar Damar jumawa sembari terkekeh.

"Kok Mas ketawa sendirian? Ngetawain aku ya?" tebak Nirmala membuat Damar menggeleng.

"Enggak dong, Sayang. Mas cuma ngebayangin masa depan kita yang bahagia." mendengar itu Nirmala tersipu, lalu segera mendudukan diri di atas pangkuan Damar dan menyembunyikan wajahnya di sana. Nirmala malu-malu membuat Damar gemas dan menciumi pipi istri keduanya yang selalu bertingkah manja bak anak kucing pada tuannya itu.

Ah, selalu begini setiap Damar berdekatan dengan Nirmala hatinya selalu berbunga-bunga, berbeda dengan setiap berdekatan dengan Rana, jantung Damar memang selalu berdegub kencang bukan karena jatuh cinta tapi karena was-was takut Rana melakukan hal-hal gila lagi. Ingatan Damar jadi bergulir pada kejadian satu minggu yang lalu dimana Rana tiba-tiba baik padanya.

"Duh, Mas. Kamukan kerjanya jadi orang penting di perusahaan masa pake baju murahan mana coraknya tabrakan gitu malu-maluin." cibir Rana setelah memasuki area dapur membuat Damar yang mencoba menyimpulkan dasi mendongak.

"Terus ini masa istri dua tapi kok pasang dasi sendiri. Simulasi jadi duda ngenes ya? Kamu mau ikut-ikutan jadi kaya aku yang mencoba membiasakan diri jadi janda bahenol penuh kemandirian? Gak bisa say" ledek Rana disambut tawa cekikikan Onad.

Sejumput Dendam RanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang