Part 31

106K 12.6K 4.1K
                                    

CIE KAGET DAPET NOTIF RANA UPDATE SIANG-SIANG 😁
OKE UNTUK MENEMANI HARI KALIAN SELAMAT MEMBACA, SEMOGA TIDAK BOSAN

~Sejumput Dendam Rana~

Dikulum dikunyah
Papa terenyum Mera merekah
~Rana

~Sejumput Dendam Rana~

"Papa ayo dong semangat!"

Daniel berdecak, melirik tak semangat perempuan yang sudah terlanjur menjadi istri keduanya.  "Geli saya, Ran." ujarnya begidik.

"Kemarin Rana juga geli pas si Daug pake rompi pembungkus senjata bergerigi itu, tapi Rana tahan. Semuanya demi apa? Ya demi Papa, karena prinsip Rana itu asalkan suami puas meski istri tersengat-sengat hampir tewas."

"Pokoknya walau halangan, rintangan membentang tak jadi masalah dan tak jadi beban pikiran... Mera sakti... Tak pernah berhenti menjepit sekuat hati... Mera sakti..."

Tidak ini bukan hanya sekedar sebuah nyanyian, ini ujaran tulus dari hati, Rana mencoba belajar dari rumah tangganya dulu yang sempat porak poranda diterjang Ijah ribut maka sekarang Rana berusaha semaksimal mungkin memainkan perannya sebagai seorang istri. Bukankah masa lalu adalah ajang pembelajaran seseorang agar tidak kembali terpuruk di masa depan? Seperti itulah yang Rana lakukan sekarang.

"Halah! Orang kamu juga menikmati. Kamu lupa kemarin ngomong biar Rana aja yang diatas, gantian Papa yang di bawah. Mana pake acara muter backsound lagu geboy mujaer. Kamu kira badan saya itu panggung dangdutan yang bisa kamu pake karaoke sambil goyang." cibir Daniel membuat Rana mendelik tak terima.

"Tapikan Papa suka,"

"SAYA NGGAK SUKA!" ketus Daniel.

"Papa loh menikmati, jangan solimi pada Meraku ya Bapak moyang Daug!"

"Kata siapa saya menikmati? Saya itu diem-diem lagi berjuang gimana caranya ini si Daug menyemburkan lava cinta untuk membanjiri dinding-dinding perumahannya Mera secepat mungkin." jeda Daniel sebelum bersedekap, lalu menaikkan sebelah alisnya.

"Lagian kamukan tahu sendiri, saya bukan laki-laki lemah yang baru salam langsung pulang, tahukan gimana susahnya membuat kesayangan kamu ini muntah?" lirik Daniel pada bagian bawah tubuhnya yang sedikit menonjol.

Rana mengangguk menyetujui ucapan dari suami tua mesumnya itu. Untuk masalah peranjangan memang Daniel tidak bisa diragukan lagi, tidak mengherankan memang karena Daniel sudah lama malang melintang di dunia yang sangat disenanginya ini.

Kalau dipikir-pikir pantas saja untuk permainan kemarin Daniel hanya bertahan sekitar tiga puluh menit saja. Rana kira karena faktor usia, tapi ternyata faktor Daniel kurang nyaman dengan permainan mereka. Padahal Rana kira dirinya sudah memberikan yang terbaik, nyatanya memang terkadang apa yang menurut kita baik belum tentu baik pula di mata orang lain.

"Papa beneran nggak suka ya?" cicit Rana pelan membuat Daniel mengangguk-anggukan kepala.

"Ya gimana saya bisa suka, Ran. Orang waktu desah kamu malah nang ning nong nang ning nong, pat gulipat badung dingser! Langsung drop saya, Ran. Jiwa-jiwa keperkasaan Daug serasa dinodai rasanya karena itu."

"Itu namanya improvisasi, Pa!"

"Kamu pikir kamu lagi ikut ajang pencarian bakat pake segala improvisasi-improvisasi." sembur Daniel.

Sejumput Dendam RanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang