Kamu terlalu sibuk pergi seolah jika menginjak tanah baru maka bebanmu akan ikut terangkat, nyatanya saat kembali semuanya masih sama. Lukamu masih menganga, deru jantungmu masih memburu, kesakitanmu tak pernah padam. Karena sebenarnya yang kamu butuhkan bukan beranjak sesaat untuk menghindar tapi kamu butuh melepaskan semua sesak dengan memulainya dari kata mengikhlaskan
~Rana~Sejumput Dendam Rana~
Perempuan berperut buncit itu terkekeh menatap ke arah gawai yang menampilkan centang dua artinya foto yang dikirimkannya telah diterima oleh Rana. Nirmala yakin jika Rana sekarang sedang kepanasan ah atau mungkin malah menangis darah mendapati kekalahan begitu keras menamparnya.Salah sendiri tidak tahu diri dengan berharap terlalu tinggi menjadi ratu, nyatanya sekarang malah jadi abu yang terusir. Dan yang menjadi pemenangnya tentu Nirmala. Nirmala yakin ini merupakan buah dari kesabarannya selama ini menghadapi Rana yang begitu jahat. Lihatlah betapa murkanya Tuhan dengan mengirimkan sentilanNya. Membuat si jahat langsung terjungkal, ah Tuhan memang tak pernah salah sasaran bukan?
Nirmala meletakkan gawai, lalu menatap siluet dirinya pada cermin, senyumnya mengembang kala menatap betapa cantik gaun yang melekat sempurna pada tubuhnya seperti gaun ini memang sengaja tercipta untuknya.
"Tuhkan baju-baju mahal gini tu emang cocok buat aku bukan buat si onoh, orang kampung sok modern beli baju-baju mahal dengan ngorbanin uang suami. Dasar gak tahu diri!" cibir Nirmala.
"Lagaknya aja sok-sokan biar kayak orang kaya, beli apa-apa mahal nyatanya semua itu percuma! Jatohnya juga tetep keliatan biasa aja soalnya kelakuannya murah. Iner beautynya gak ada sama sekali, bahkan auranya aja gelap ngikutin hatinya yang begitu busuk. Amit-amit." ujar Nirmala sembari mengelus perutnya pelan.
Memang selepas mendapat kabar perginya Rana dan si anak cacatnya tanpa pikir panjang Nirmala langsung meninggalkan area rumah sakit. Bahkan perempuan berperut buncit itu tidak memperdulikan sang Ibu mertua yang masih menjalani masa observasi. Terserah, toh disana sudah ada dokter handal yang bisa menangani Karmila. Jadi tidak masalah jika Nirmala meninggalkan Karmilakan. Lagi pula Nirmala juga sebenarnya tak betah berada di rumah sakit yang berbau obat-obatan menyengat itu.
Selain itu juga karena Nirmala ingin membuktikan penuturan Damar. Karena jujur saja awalnya Nirmala agak ragu jika Damar benar-benar mengusir Rana. Tapi setelah tiba di rumah rasa ragu Nirmala langsung lenyap bersamaan dengan fakta yang dijumpainya. Bahwa Rana dan anak cacatnya benar-benar telah lenyap dari rumah Nirmala dan Damar.
Kalau begini Nirmala jadi malu sendiri, bagaimana dirinya bisa meragukan Damar yang selalu bersikap bijaksana dan baik itu. Tak sampai disitu penyesalan Nirmala semakin bertambah kala dirinya mendapat kejutan dari Damar yang memberinya barang-barang yang sengaja Damar ambil dari Rana dan khusus dipersembahkan untuk Nirmala.
"Maafin Mas udah ngeraguin kamu tentang Rana sayang, Mas bener-bener nyesel udah nggak percaya sama kamu. Jadi sebagai permintaan maaf Mas, Mas bakalan ngasih kamu gaun punya Rana yang sempet kamu pengenin kemarin. Bahkan bukan cuma itu Mas juga bakal ngasih seluruh baju, tas, sepatu pokoknya semuanya yang sengaja Mas sita dari Rana buat kamu. Karena Mas rasa barang-barang itu lebih cocok di kamu dari pada Rana."
"Kamu emang suami idaman, Mas." lirih Nirmala sembari melirik ke arah ranjang dimana Damar tertidur pulas di atasnya.
"Aku jadi takut bagaimana kalau ada perempuan di luar sana yang tertarik ngeliat kamu yang bagitu sempurna jadi suami terus ngejar-ngejar kamu Mas. Meski aku tahu kamu orangnya setia tapi tetap aja rasa takut itu ada."
Tapi Nirmala tetap akan waspada. Bukankah mencegah lebih naik dari mengobati? Jadi Nirmala pastikan jika dia tidak akan membiarkan satu orangpun masuk dalam rumah tangganya. Kalaupun ada perempuan yang nekat, Nirmala akan memastikan perempuan itu mundur perlahan meski harus dengan cara sedikit kasar, terserah Nirmala tidak perduli! Salah sendiri mempunyai niat jahat untuk menghancurkan mahligai rumah tangga Nirmala bersama Damar yang begitu sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejumput Dendam Rana
HumorTentang Rana yang harus menerima kenyataan pahit. Saat suaminya harus menikah lagi dengan anak dari pendonor ginjal untuknya. Hingga satu tahun berlalu, takdir membawa Rana kembali masuk dalam keluarga mantan suaminya. Bukan sebagai menantu tapi seb...