Nyatanya pilihannya hanya dua, menggenggam bayangmu waktu tidur atau miliki ragamu setelah hancur lebur
~Rana~Sejumput Dendam Rana~
Karmila mendengus, dinginnya Ac mobil tak mampu menembus hatinya yang serasa terbakar sekarang. Bayangkan saja, Karmila terlihat seperti baby sister yang kepanasan melihat kedua majikannya bermesraan saling bercanda di bangku depan sana. Sedang dirinya malah terjebak duduk di bangku tengah bersama cucu tak diinginkannya yang tengah terlelap. Benar-benar menyebalkan!
Jelas semuanya ini salah Rana, harusnya Karmilalah yang duduk berdampingan dengan Daniel namun semua harus musnah karena Rana menyerobot.
Jadi ceritanya begini, sesaat setelah kepergian mobil yang memuat Lean dan Nirmala, Karmila langsung saja masuk dalam mobil yang recananya akan digunakan bersama Rana dan Daniel. Karmila ingin mematoki tempat terlebih dahulu agar Rana gigit jari nantinya.
Awalnya Karmila pikir Daniel akan menggunakan sopir seperti biasanya, maka Karmila memilih menempatkan diri tepat di samping car seat milik Onad. Nyatanya perkiraan Karmila meleset, karena ternyata Daniel sendirilah yang memposisikan diri berada di balik kemudi. Saat itu pula Karmila menginginkan bertukar tempat di depan samping sopir, tapi sayangnya Rana yang egois itu tak pernah mau mengalah.
"Nggak ada tuker-tuker tempat ya, lagian ini itu udah pas banget tempat duduknya seperti semboyan hidup. Rana jelas semakin di depan, Karmila jelas ketinggalan."
Dasarnya saja Rana itu perebut, tidak mau mengalah pada orang lain. Memang Rana itu adalah wanita jahat nan egois di muka bumi ini. Semoga saja segera kena azab. Biar tau rasa!
"Makam," panggil Rana yang dihadiahi dengusan Karmila.
Panggilan itu sungguh membuat hati Karmila panas. Bisa-bisanya Rana memberi julukan Makam padanya.
"Makam itu singkatan dari Mama Karmila, takutnya ntar kalau sama-sama nengok kalau dipanggil Mama. Jadi harus dibedain, aku Macan alias Mama cantik nah kamu Makam alias Mama Karmila, lagian nama Makam juga cocok kok sama aura kamu yang suram itu."
Sebenarnya Karmila sudah protes, namun Rana si antagonis jelas tidak akan mau kalah. Jadi dari pada menghabiskan tenaga dengan berdebat. Karmila lebih memilih diam. Karena manusia toxic itu semakin dilawan maka mereka akan semakin senang. Solusinya hanya berdiam, biarkan mereka lelah dengan gonggongannya sendiri.
"Makam duduk di belakang diem-diem aja, lagi nahan berak ya?"
"Berisik!"
"Atau jangan-jangan Makam udah cepirit ya?"
Tuhkan, padahal Karmila sudah diam tapi yang namanya Rana selalu mencari gara-gara terus. Heran, bagaimana manusia problematik seperti Rana bisa dipilih Daniel sebagai istri kedua. Karmila jadi curiga kalau Rana berhasil menjadi istri kedua atas bantuan dukun sakti.
"Duileh, Makam mukanya merah banget. Nyemilin blush on ya tadi pagi?" ejekan dari suara cempreng itu membuat Karmila memalingkan wajah ke arah jendela.
Sungguh rasanya enggan menanggapi istri kedua sang suami yang tingkahnya sangat amat menyebalkan itu. Tapi lihat saja Karmila tidak akan tinggal diam, memangnya Rana pikir hidup ini seperti sinetron di mana yang jahat selalu menang? Kita lihat saja setelah ini Karmila pastikan dirinya akan bisa membalikkan keadaan dan membuat Rana menangis darah.
Senyuman Karmila kembali terbit kala sekelumit ide hinggap pada kepalanya, hingga akhirnya Karmila kembali menoleh ke depan bermaksud mengajak Daniel mengobrol agar Rana hanya bisa terdiam seperti kambing congek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejumput Dendam Rana
HumorTentang Rana yang harus menerima kenyataan pahit. Saat suaminya harus menikah lagi dengan anak dari pendonor ginjal untuknya. Hingga satu tahun berlalu, takdir membawa Rana kembali masuk dalam keluarga mantan suaminya. Bukan sebagai menantu tapi seb...