KALIAN KANGEN SAMA CERITA INI GAK SIH? MAAF YA UPNYA LAMA, SELAMAT MEMBACA! OH YA KHUSUS PART INI AKU KASIH YANG AGAK PANJANGAN, SEMOGA KALIAN TIDAK BOSAN!
~Sejumput Dendam Rana~
Lewati saja, jangan membuang-buang waktu dengan memaksa membaca sekelumit kata yang akan kau sesali nanti karena sesungguhnya ini bukanlah quotes
~Author~Sejumput Dendam Rana~
Lelaki berkaos hitam itu terkekeh mendengar penuturan yang keluar dari bibir perempuan yang berada di atas pangkuannya. Damar sangat yakin ultimatum yang dikeluarkan oleh Ayahnya hanya sebuah gertakan saja, pasti itu semua karena pengaruh Rana. Rana pasti menghasut Ayah mertuanya sendiri, memang perempuan yang sedang cemburu itu ada-ada saja tingkahnya.Contohnya saja Rana, hanya karena cemburu dengan Damar yang lebih condong pada Nirmala sampai berbuat licik dengan menghasut Ayah mertuanya sendiri untuk membenci menantunya yang lain. Padahal harusnya Rana bersaing dengan Nirmala secara sportif saja untuk memperebutkan Damar tanpa harus melakukan hal licik begini.
Padahal waktu itu Damar sudah memberi Rana sebuah penawaran untuk menitipkan Onad ke panti asuhan, bahkan Damar juga sudah berbaik hati akan menjamin segala keperluan Onad di sana. Namun Rana tetaplah Rana, bukan mendengar penuturan Damar terlebih dahulu perempuan itu malah mengamuk seperti orang gila, Rana juga dengan tega melemparan vas bunga tepat pada kaki Damar.
Niat Damar sudah baik dengan menempatkan Onad pada tempat seharusnya, tapi dengan tega Rana menolak. Bahkan Damar juga sudah memberikan opsi kedua untuk Rana, Damar menawarkan untuk membuat adik baru Onad yang akan menemani Rana saat Onad berada di panti asuhan nanti. Namun bukan sebuah persetujuan yang Damar dapatkan, Rana malah semakin mengamuk bahkan perempuan itu sempat meludahi dan menendang Damar serta memberi tinjuan membabi buta.
Rana memang bodoh, menyia-nyiakan penawaran yang ditawarkan Damar. Padahal Rana bisa mendapatkan beberapa keuntungan dengan itu, selain bisa terbebas dari si cacat Onad. Rana juga bisa mendapat keuntungan untuk mendapat kasih sayang yang rata seperti yang Damar berikan pada Nirmala.
Atau Rana sudah kepalang malu makanya dirinya dengan gengsinya yang melebihi gunung himalaya itu dengan sekuat tenaga menolak? Dasar Rana manusia gede gengsi! bukannya lebih baik jujur saja? Toh Damar juga akan dengan senang hati membagi waktunya bersama Rana dan Nirmala, merasakan surga dunia bergantian setiap malamnya jelas Damar tidak akan menolak. Sudah resiko beristri dua.
"Resiko laki-laki tampan ya begini banyak perempuan antri. Untung saja aku ini tergolong suami yang setia, cukup hanya dengan dua istri. Tidak berniat menambah lagi karena aku bukanlah laki-laki serakah." lirih Damar dalam hati.
Dan untuk masalah ancaman Ayahnya yang akan mencoret nama Maheswara yang selama ini tersemat di belakang namanya jelas itu tidak akan membuat Damar takut. Karena Damar tahu hanya dirinyalah satu-satunya harapan Ayahnya untuk melanjutkan kerajaan bisnis Maheswara. Kalau bukan Damar memangnya siapa lagi? Toh anak Ayahnya hanya dirinya yang tahu bisnis.
Memang Damar mempunyai adik tiri Dante namanya, anak dari pernikahan Ayahnya sebelumnya. Tapi si bodoh itu memilih undur diri daripada bersaing dengen Damar untuk memperebutkan tahta kerajaan bisnis Maheswara. Dante yang bodoh malah memilih menjadi relawan binatang dan penjaga hutan daripada berkerja kantoran, cita-cita Ibunya katanya. Damar yakin bukan itu alasan utamanya, Damar yakin yang sebenarnya Dante minder bersaing dengan Damar. Secara kecerdasan Damar itu diatas rata-rata.
"Mas Damar!" panggil Nirmala dengan suara meninggi sembari menepuk pelan pundak Damar, membuat laki-laki itu segera tersadar dari lamunannya.
"Apa cantik?" jawab Damar dengan mencubit ujung hidung Nirmala, membuat perempuan itu tersipu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejumput Dendam Rana
HumorTentang Rana yang harus menerima kenyataan pahit. Saat suaminya harus menikah lagi dengan anak dari pendonor ginjal untuknya. Hingga satu tahun berlalu, takdir membawa Rana kembali masuk dalam keluarga mantan suaminya. Bukan sebagai menantu tapi seb...