CIE KAGET DAPET NOTIF 🤣🤣
HALLO SELAMAT SIANG, SELAMAT MEMBACA CERITA INI. BUAT YANG NANYA KENAPA AUTHOR GAK SPOILER DULU TAPI LANGSUNG UP DI WP, ITU KARENA ADA TANGAN-TANGAN MAHLUK DURJANA YANG MEREPORT AKUN TIKTOK AUTHOR. HINGGA BANNED TIDAK BISA POSTING SAMPAI TANGGAL 08-03-2022.
YANG KANGEN SAMA SPOILERAN BISA KE IG DULU YA @arinferdia. MWAHHH 😘😘~Sejumput Dendam Rana~
Semakin dewasa aku semakin merasa jika melakukan apa-apa sendiri itu lebih baik, dari pada berdua dengan suami orang lalu ketahuan
~Author~Sejumput Dendam Rana~
Karmila melirik sinis ke arah istri muda suaminya yang terlihat menyibukkan diri dengan gawai di tangannya. Ah, tidak salah lagi pasti itu Rana lakukan itu untuk mengalihkan pandangannya dari Karmila dan Daniel yang terlihat begitu serasi saling duduk berdampingan sekarang.
Lihatlah di saat Daniel dan Karmila terlihat seperti sepasang raja dan ratu, Rana yang terduduk di sebrang mereka malah terlihat mirip seperti lalat pengganggu. Perbedaan yang sangat mencolok, bagai langit dan bumi. Semoga setelah ini Rana sadar diri bahwa kehadirannya tidaklah berarti apapun dalam keluarga Maheswara!
Karmila tahu pasti dalam hati Rana tengah menangis darah. Meratapi nasib menjadi istri yang tersakiti seperti di sinema ikan terbang. Siapa suruh menjadi pelakor, memangnya dikira dunia ini panggung sandiwara dimana mereka yang jahat akan selalu menang? Jelas tidaklah, realita dunia itu kejam! Sekarang saja baru merasakan tertampar, belum tertendang apalagi di kuliti nanti.
"Kasihan sekali, sudah rela membuat sekenario menjadi si antagonis eh masih aja tetep kalah. Mampus! Siapa suruh jadi orang jahat, baru begini saja sudah terlihat seperti sapi ompong." lirih Karmila dalam hati.
Tapi ini belum seberapa, Karmila akan memastikan Rana akan semakin menangis darah nantinya. Rana pikir dia siapa? Hanya anak ingusan, jelas tidak akan bisa melawan wanita yang sudah menikmati asam manis kehidupan seperti dirinya.
Apalagi mengingat hari ini jatah Daniel bersama Karmila, tentu Karmila akan memanfaatkan semaksimal mungkin untuk memanas-manasi Rana, ralat bukan cuma kepanasan bahkan sampai gosong! Lihat saja nanti.
"Rasakan duka nestapamu wahai Rana!"
Karmila tersenyum, mengelus pelan lengan Daniel yang langsung membuat Daniel menggeser posisi duduknya condong ke samping menghindari sentuhan Karmila. Namun bukan Karmila namanya jika menyerah begitu saja, Daniel memang selalu beginikan? Lebih baik Karmila memutar otak saja menunjukkan perhatiannya dengan cara yang lain.
"Mas mau Mila buatin kopi sebelum sarapan?" tawar Karmila pada Daniel yang terduduk di sampingnya.
Nihil, Karmila tak mendapat sahutan apapun. Begitu dirinya menoleh hatinya terasa diremas begitu melihat Daniel yang terfokus melirik Rana dan gawainya bergantian disertai melengkungkan bibir. Senyuman tipis yang sangat jarang Daniel tampilkan.
Beribu pemikiran buruk hinggap pada kepala Karmila, jangan-jangan Daniel berkirim pesan dengan Rana? Sial! Ini tidak bisa dibiarkan.
Karmila menepuk pelan tangan Daniel. "Maas Daniel ih," rengeknya.
"Mas Daniel!"
"Sebentar, Mil." peringat Daniel tanpa mengalihkan pandangan dari benda persegi di tangannya.
"Mila cuma mau nanya, Mas mau dibuatin minum apa."
"Saya nggak haus."
"Iyalah nggak haus, kan tadi sempet Rana susuin." seru Rana membuat Karmila mendelik, sedang Daniel hanya terkekeh serta menggelengkan kepala pelan sebelum kembali fokus pada gawai di tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sejumput Dendam Rana
UmorismoTentang Rana yang harus menerima kenyataan pahit. Saat suaminya harus menikah lagi dengan anak dari pendonor ginjal untuknya. Hingga satu tahun berlalu, takdir membawa Rana kembali masuk dalam keluarga mantan suaminya. Bukan sebagai menantu tapi seb...