Part 11

104K 11.4K 1.7K
                                        

"Bokongku yang bulat sperti kue donat, badanku yang seksi menggoda sekali..." Rana terkekeh setelah menyanyikan lagu yang sedang viral di aplikasi tok-tok tapi dengan lirik yang sengaja diplesetkan.

Bukan tanpa alasan, Rana melakukannya sebagai hiburan selagi tangannya sibuk membuat donat kentang untuk Onad. Lelaki kecil itu sangat menyukai donat kentang polos tanpa toping di atasnya. Awalnya Rana merasa aneh dengan itu, apa enaknya donat tanpa toping? 

Hingga saat Rana berkaca pada cermin akhirnya dirinya tahu alasan Onad melakukannya. Semua dikarenakan Rana sudah manis jadi Onad tidak perlu menambahkan toping cukup dengan makan donat sembari memandangi Ibunya sendiri saja. Mungkin anak lucu nan menggemaskan hasil desahan tiap malamnya itu takut terkena diabetes, ah Onad memang anak cerdas, begitu pikir Rana.

Dan lihatlahh sekarang sebuah senyuman puas tersaji dari bibir Rana. Donat kentang buatannya sudah jadi, tinggal memberi sentuhan akhir saja dengan melumuri mesis atau gula bubuk.

Memang akhir-akhir ini Rana sedang menyibukkan diri untuk mengisi waktu luangnya dengan melakukan hal yang lebih bermanfaat. Seperti bereksperimen dengan dapur, berolah raga maupun menulis cerita di aplikasi online.

Bukan tanpa alasan Rana hanya ingin waktu luangnya menjadi lebih produktif. Karena menurut Rana menjadi calon janda dengan mengandalkan kecantikan dan body aduhai saja tidaklah cukup. Kita juga harus mempunyai keahlian dan sisi positif dalam diri. Karena kita tidak pernah tahu apa yang terjadi kedepannya, bisa jadi apa yang kita harapankan takkan bisa selalu selaras dengan kenyataan. 

"Terkadang kita hanya fokus dengan berusaha dan berdoa sampai lupa kalau sebelum itu kita perlu menyusun rencana." Rana menggelengkan kepala lalu beranjak menuju kulkas yang berada di dekat kompor.

Kulkas ini Rana yang membeli dilengkapi dengan kunci agar tak semua orang bisa membukanya. Bukan pelit, Rana hanya tidak suka jika seseorang mengambil barang miliknya apalagi tanpa izin. Terlebih jika yang mengambil adalah Ijah atau Ibu mertuanya. Mereka berdua itu sama saja tidak modal tapi sombong.

"Ini Papa sukanya donat pake mesis atau gula bubuk ya? Terus minum apa coba?" gumam Rana pada dirinya sendiri. 

Memang Onad dan GrandPanya saat ini sedang berada di kolam renang samping rumah untuk berenang, setelah tadi pagi melakukan olah raga bersepeda keliling komplek. Tentu dengan Onad yang berada di kursi penumpang dan Opanya sebagai pengendali. Mau tau dimana Rana? Perempuan itu tentu saja di rumah karena tugasnya hanya sebagai seksi konsumsi.

"Onad donatnya Mama datang." seru Rana begitu semangat sembari membawa nampan berisikan sepiring donat dan tiga gelas susu segar yang dibelinya kemarin.

Rumah ini masih sepi walau jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Yang sudah beraktifitas hanya Rana, Onad dan Ayah mertuanya. Selain itu tak Rana tak mengerti tapi sepertinya Ibu mertuanya masih tertidur karena perempuan paruh baya itu selalu saja bangun siang. Kalau Damar mungkin sedang membantu Ijah menggosok pantatnya agar bersih berkilau. Entahlah, Rana tak peduli.

"Onad, Grand Pa mainnya udahan dulu nyemil donat dulu nih mumpung masih anget." suara merdu Rana membuat kedua laki-laki yang berada di kolam renang itu menoleh.

Tanpan basa-basi Rana langsung saja membawa Onad keluar kolam renang. Menyelimuti balita mungil itu dengan handuk, lalu mendudukkannya di kursi.

"Nih makan donat dulu baru minum susu. Oke ganteng?" perintah Rana membuat Onad mengangguk karena menolak Rana hanya akan membuat perempuan itu mengomel. Setelah memastikan Onad nyaman pada posisinya, dengan telaten Rana memberikan donat tanpa toping di atas piring kecil untuk Onad.

Melihat itu laki-laki paruh baya yang baru saja keluar dari area kolam renang itu mengerutkan kening. Kenapa Onad tidak langsung dibilas malah diberi cemilan terlebih dahulu?

Sejumput Dendam RanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang