Pagi yang cerah, secerah hati perempuan dengan rambut setengah basah itu. Bagaimana tidak bahagia jika menyaksikan istri pertama suaminya mulai mengalami kebangkutan. Pasti itu azab dari Tuhan karena zolim pada wanita berhati mulia seperti dirinya.
Lihatlah setelah kemarin tas, sepatu dan beberapa barangnya dijual dalam situs online sekarang ganti kedua mobilnya yang dibawa pergi oleh beberapa orang berjaket hitam. Itu pasti mobilnya ditarik karena menunggak cicilan, kalau tidak pasti karena Bpkbnya yang digadaikan dan tidak bisa menebusnya makanya mobilnya diambil.
"Anaknya cacat, suaminya milih nikah lagi, dibenci mertua eh sekarang bangkrut. Siapa suruh punya nama Rana, jadi merana benerankan." kekeh Nirmala pelan.
Salah sendiri Rana itu jadi orang sombong, makanya Tuhan menegur dengan mengambil satu persatu hartanya. Udah begitu saja masih sok-sokan menolak jatah uang yang akan Damar berikan, katanya sih tidak sudi. Dasar manusia besar gengsi, udah miskin masih sok kaya lagi. Tapi Nirmala juga bersyukur akan hal itu, artinya jatah uang untuk Rana akan diberikan pada Nirmala bukan?
"Sok-sokan senyum liat mobilnya dibawa pergi. Padahal hatinya mah nangis."
Mendengar cibiran itu, perempuan yang sedari tadi tersenyum cerah menatap kedua mobilnya yang meninggalkan rumah itu mulai merubah mimik wajahnya menjadi datar kembali.
"Ijah berisik. Kalau gak tau apa-apa mending diem daripada malu. Oh iya lupa urat malunya udah putus." ejek Rana.
"Gak usah malu, aku tahu kamu lagi kesusahan kemaren aja tas, sepatu, jam tangan sampai baju bekas kamu jual-jualin. Sekarang kamu udah miskin jadi gak usah sombong lagi."
Rana terbahak mendengar penuturan istri kedua suaminya itu. Oh ayolah Rana menjual barang-barang dianggapnya tidak terlalu penting. Selain demi mendapatkan uang juga agar saat pindah nanti Rana tak kerepotan membawa barang-barangnya yang terlalu banyak.
Dan masalah mobil yang dibawa pergi itu karena memang Rana sengaja, Ibu beranak satu itu sedang mencoba peruntungan bisnis rental mobil mewah yang belakangan sedang booming. Lagi pula daripada mobilnya nganggur lebih baik dijadikan uang bukan?
"Duh, perhatian banget sih maduku yang satu ini. Gak nyangka loh aku kalau kamu segitu perhatiannya sama aku. Ah aku jadi terharu." ucap Rana sembari mengelus pelan lengan Nirmala.
Sedangkan Nirmala yang merasakan ada yang aneh pada lengannya segera melotot sempurna. Begitu mendapati upil begitu besar lengkap dengan lendir basah menempel di sana.
"Rana!"
"Apa sih Ijah pake teriak-teriak segala. Daritadi kamu berisik pasti karena mau minta jatah barang-barang bekas akukan? Nah itu aku kasih upil lengkap dengan lendirnya, gratis."
Setelah mengatakan itu Rana memilih beranjak meninggalkan Nirmala yang misuh-misuh sendiri.
Drrrtttt....drrrttttt....
Dering pada gawainya membuat Rana segera mengambil dan membukanya. Sedikit mengerutkan kening kala mendapati jika pesan itu berasal dari Ayah mertuanya. Hingga kedua mata Rana melotot begitu mendapati jika disana bukan hanya pesan namun ada sebuah foto dimana Onad begitu anteng duduk di pangkuan GrandPanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejumput Dendam Rana
ComédieTentang Rana yang harus menerima kenyataan pahit. Saat suaminya harus menikah lagi dengan anak dari pendonor ginjal untuknya. Hingga satu tahun berlalu, takdir membawa Rana kembali masuk dalam keluarga mantan suaminya. Bukan sebagai menantu tapi seb...