ASSALAMUALAIKUM WR.WB 🙏
MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN 🙏
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN UNTUK SEMUANYA JIKA AUTHOR ADA KESALAHAN BAIK YANG DISENGAJA MAUPUN TIDAK 🙏DAN TERIMAKASIH UNTUK DUKUNGANNYA SELAMA INI, HAPPY 2,5M 😘😘🤗
OH YA, JANGAN LUPA VOTE & KOMEN, BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT UNTUK UPNYA 🤗🤗
~Sejumput Dendam Rana~
Diam tak berpawang, bergerak Bapakmu kubawa pulang
~Rana~Sejumput Dendam Rana~
"Jangan terlalu dipaksa, Mas. Kalau kamu tergesa, Onad akan risih berada di deket kamu. Sama anak kecil harus pelan-pelan, bertahap. Kamu bisa mulai dengan perhatian-perhatian kecil, misalnya kamu tanya tentang hal yang Onad sukai atau beliin Onad makanan kesukaannya gitu."
Damar terkekeh miris, "Mas nggak tahu apapun tentang Onad, Nir. Jangankan kesukaannya, tentang Onad yang bisa berjalan dan berbicara pun Mas menjadi orang paling akhir yang tahu."
Ayah macam apa dirinya, bisa-bisanya menjadi yang paling akhir tahu tentang perkembangan buah hatinya sendiri. Tapi semua bukan murni kesalahan Damar, bukannya seharusnya Ranalah yang rutin memberikan kabar terbaru tentang Onad pada Damar meski tanpa diminta.
Sungguh Rana memang benar-benar keterlaluan, dengan sengaja membangun tembok pembatas agar Onad merasa asing pada Ayah kandungnya sendiri. Keji! Rana adalah ibu terjahat dan egois di muka bumi. Hanya demi terlihat baik-baik saja dirinya tega menumbalkan Onad besar tanpa kasih sayang seorang Ayah.
Namun bukan Damar namanya jika akan pantang menyerah, Damar akan terus memperjuangkan haknya sebagai seorang Ayah. Enak saja Rana ingin menguasai Onad sepenuhnya, Damar pun punya hak yang sama. Tapi lain cerita jika Onad masih cacat seperti dulu, Damar akan dengan senang hati menyerahkan hak asuh Onad di bawah pengusaan Rana sepenuhnya.
Tepukan pada pundak, membuat Damar terseret dari lamunan. Bibirnya berkedut kala mendapati Nirmala memberinya tatapan teduh penuh perhatian. Yah, inilah yang Damar sukai dari Nirmala, bukan hanya tentang rupa tapi tentang sifatnya yang begitu peka pada Damar.
"Jangan terlalu dipikirin, Mas. Wajar kok kalau Mas nggak tahu tentang kesukaan Onad, kalian sudah terpisah setahun lamanya. Pasti banyak hal yang berubah." Nirmala mengelus pelan pipi Damar.
"Yang telah berlalu memang tidak bisa diubah, tapi kita bisa berusaha untuk memperbaiki yang lalu di masa yang akan datang, Mas."
Senyuman Damar kian melebar, melihat Nirmala yang begitu bijak membuat hati Damar semakin haru.
"Kamu semakin bijak, Nir. Semakin dewasa dalam berpikiran." puji Damar membuat Nirmala tersipu malu.
"Kalau begini Mas semakin yakin kalau kamu itu memang sudah siap."
"Siap?" beo Nirmala.
"Iya, siap untuk menerima Rana jadi madu. Mas akan ngerujuk Rana, kamu sudah siap lahir batinkan, Nir?"
Damar menutup bibir bergincu merah itu dengan jemarinya, kala dirasa bibir itu akan berucap sesuatu yang Damar rasa tak perlu dikatakan. Batin Damar itu peka, jadi Nirmala tak perlu menjelaskan lagi.
"Iya Mas tahu, Sayang. Mas juga bisa melihat perhatian kamu untuk Onad. Dan itu juga yang membuat Mas yakin kalau kamu pasti udah nggak sabar buat ngerawat Onad dan menjadikannya anak tiri. Tapi Mas mohon kamu untuk mengalah ya Sayang? Karena meski kasih sayang kamu untuk Onad nanti besar, tapi Mas tidak mau egois dengan memisahkan Onad dan Ibunya, Onad itu masih terlalu kecil. Jadi jalan satu-satunya ya Mas terpaksa menikah lagi dengan Rana. Kamu ngertikan, Sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejumput Dendam Rana
HumorTentang Rana yang harus menerima kenyataan pahit. Saat suaminya harus menikah lagi dengan anak dari pendonor ginjal untuknya. Hingga satu tahun berlalu, takdir membawa Rana kembali masuk dalam keluarga mantan suaminya. Bukan sebagai menantu tapi seb...