Part 55

40.3K 5.4K 778
                                        

HALLO AUTHOR KEMBALI. INI SEBENARNYA DUA PART AUTHOR JADIIN SATU, JADI PANJANG BANGET KEK ANUANNYA GRANDPA. SELAMAT MEMBACA SEMOGA TIDAK BOSAN ❤️

~Sejumput Dendam Rana~

Apapun yang terjadi teruslah bernafas agar kamu bisa merasakan beragam aroma kentut.

~Sejumput Dendam Rana~

"Mas Daniel,"

Panggilan itu membuat Daniel menoleh, tersenyum tipis menatap ke arah wanita berperut buncit yang berlari kecil ke arahnya.

"Hati-hati," Peringatnya membuat senyum wanita itu semakin melebar, bahkan ketika sudah mendaratkan bokong di sebelah sang suami senyum itu tak pernah surut.

"Habisnya aku udah nggak sabar mau ngasih tau kamu, Mas. Coba tebak aku mau ngasih tau kamu apa?"

"Apa?"

"Ayo tebak, pokoknya ini tentang calon anak kita, Mas. Tapi sebelum itu kamu elusin dulu perut aku. Sejak kamu pulang kemarin kamu belum nyentuh aku sama sekali. Padahal kamu perginya udah tiga bulan, akukan kangen, Mas." Wanita itu mengelus pelan perutnya, berharap hal itu bisa menarik minat suaminya untuk bergabung.

"Ayo Mas siniin tangan kamu, elusin perut aku. Dulu waktu aku hamil anak kita yang pertama kitakan nggak pernah ketemu, jadi dulu kamu nggak bisa elus perut aku. Sekarang akukan udah hamil lagi, jadi kamu bisa elusin perut aku yang buncit karena perbuatanmu ini!"

Melihat sang suami hanya terdiam membuat wanita buncit itu menghentakkan kakinya kesal. "Ayo dielusin! Kamu jangan cuma mau pas buatnya aja ya, Mas!"

"Kan waktu itu kamu yang minta kita main terus, kamu bahkan nggak ngijinin saya pergi sebelum ngerasa kalau saya benar-benar bisa ninggalin benih di rahim kamu, Diana."

Diana tergelak, di tatapnya lelaki yang dicintainya itu. "Habisnya Mas sibuk, pergi pergi terus. Mbak Sekar juga kadang sesekali sibuk bantu Dokter jaga di kelurahan. Dante sama Damar juga udah gede nggak mau digendong-gendong, ya lebih baik aku hamil lagi aja. Mas nggak suka ya aku hamil lagi?"

"Saya suka apapun yang membuat kamu suka, Na. Kebahagiaan kamu yang utama."

"Terus kebahagiaan Mas?"

"Saya bahagia kalau kamu dan Dante bahagia."

Senyuman itu memang tulus, perkataannya pun begitu namun semuanya tidaklah dilakukan karena cinta, semuanya hanya sebab tanggung jawab dan itu membuat hati Diana merepih.

Keegosiannya memaksa bersatu dengan lelaki yang telah mencuri hatinya sejak pertama bertemu malah menghancurkan mimpi-mimpi indah lelaki itu.

Mimpi yang bahkan sudah hancur sebelum berkembang, sebab beban yang ditanggung Daniel terlalu besar. Pundak ringkihnya dipaksa menerima sematan tanggung jawab kerajaan bisnis Maheswara dan Alatas yang berada diambang kehancuran setelah kepergian kekal kedua orang tua dan kedua mertuanya.

Terkadang Diana merasa jika pernikahan atas dasar cinta sepihak ini sepertinya lebih layak disebut sebagai sebuah kutukan untuk Daniel.

Ah, Daniel yang malang. Semoga di masa depan nanti lelaki baik itu menemukan kebahagiaan yang abadi.

"Mas..."

"Ya?"

"Kamu ingat janji yang pernah aku ucapkan ke kamu saat malam pertama kita dulu?"

Sejumput Dendam RanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang