Part 27

110K 12.2K 2.4K
                                    

HAI GUYS APA KABAR, MASIHKAH SETIA MENUNGGU CERITA INI?

OH YA AKU MAU BILANG KALAU CERITA SEJUMPUT DENDAM RANA HANYA AKU PUBLISH DI WATTPAD. JADI KALAU KALIAN MENEMUKAN CERITA INI SELAIN DI SINI ITU PLAGIAT YA 🙏🙏 KALIAN BISA KIRIM PESAN KE WP, IG @arinferdia atau ke tiktok @ArinFerdia KALAU KALIAN MENEMUKAN 🙏🙏.

AKU JUGA MAU BILANG TERIMAKASIH UNTUK KALIAN YANG KEMARIN BANTUIN AKU BUAT REPORT CERITAKU YANG DIPLAGIAT DI NOVELTOON. LAFYU GUYS ❤️❤️

NOTED : PART INI KHUSUS 21++ Tolong yang di bawah umur skip saja, dosa tetap ditanggung masing-masing 🙏🙏

~Sejumput Dendam Rana~

Berdiam diri mengatur strategi
Siap bergerak lincah mencetak bocah
~Rana

~Sejumput Dendam Rana~

"Naik-naik ke pangkuan Papa ganjel... Ganjel sekaliiiii..."

"Kiri kanan kulihat saja banyak pilihan gayaaa aaaaa..."

"Kiri kanan kuikut saja apa yang Papa suka..."

Rana terkekeh geli sendiri dengan lagu yang baru saja disenandungkannya itu. Lagu naik-naik ke puncak gunung yang dirubah liriknya menjadi naik-naik ke mana aja yang penting suka. Terkesan memaksa tapi tak apa, tetap enak didengar dan dijadikan back sound ritual malam pertama yang tertunda semalam. Siapa tahu setelah suami matangnya itu tahu tingkat kekreatifan Rana, maka Rana akan mendapat uang jajan berlipat ganda. Menguntungkan bukan?

"Onad, Papa i'm coming!" ujar Rana dengan begitu semangat.

Rencananya Rana akan menyusul Onad dan Papanya yang sudah lebih dulu berada di parkiran, kedua lelaki itu meninggalkan Rana dalam kamar hotel sendirian karena merasa Rana terlalu lama mandi dan dandan. Jelas itu hanya alibi, padahal Rana hanya butuh waktu sekitar satu jam saja. Tapi entah mengapa katanya itu sangat lama, makanya tadi Onad mandi bersama Papanya dan setelah itu keluar kamar dulu untuk berjalan-jalan di sekitar hotel. Terserahlah Rana tak peduli.

"Semangat berjalan menuju parkiran Rana! Lantai sepuluh sampai parkiran bisa membuat lemakmu luntur sepuluh kilo juga!" 

Cukup dengan sepuluh menit Rana sekarang sudah sampai di parkiran.

"Panas banget," keluh Rana sembari mengelap keringat yang berada pada dahi. 

"Lagian ni keringet kenapa keluar sih, harusnyakan yang keluar itu lemaknya! Kalau yang keluar keringet gini tu sayang banget, mana tadi pagi minum mango float harga seratus ribu! Dasar keringat tidak berperi kemanusiaan!" gerutu Rana sembari berjalan mendekat ke arah lelaki berkaos hitam yang melambaikan tangan ke arahnya.

Setelah mendekat, Rana terlebih dahulu menghampiri stroler berwarna putih yang mencuri perhatiannya sedari tadi.

Setelah mendekat, Rana terlebih dahulu menghampiri stroler berwarna putih yang mencuri perhatiannya sedari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sejumput Dendam RanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang