🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
Vote keberapa?
Happy Reading
"Lea!"
Mataku ku sipitkan, ada yang lari dari ujung koridor tapi aku gak tau siapa. Sumpah demi apa minus ku kayaknya bertambah sekarang.
"Lea, Yeonjun!" susah payah aku mengenali sosok didepanku sekarang, astaga ini perkara softlens ku juga yang hilang tadi pagi.
"Sarah, Lea ini Sarah!" dia kedengaran panik banget, mengguncang bahuku cukup kuat sampai aku nyaris terhuyung.
Aku menahan tangannya yang bergerak tidak karuan, oke. Yang perlu dilakukan adalah menenangkan dia yang seperti orang kesetanan dulu.
"Bisa diam gak? Aku pusing jadinya!" seperti membentak, tapi maksud ku hanya ingin menenangkannya saja. Dia punya sedikit masalah dalam mengatasi paniknya.
"Sarah, ngomong pelan-pelan! Aku dengarin kok."
Dia nangis, langsung meluk aku gak tau kenapa. Paniknya semakin gak terkendali sepertinya.
"Yeonjun berantem sama teman satu tim nya!"
Entah apa yang harus di khawatir kan disini. Bahkan brandal perempatan itu sudah biasa ikut andil dalam tawuran besar. Iya, walaupun aku tau dia cuma ikut dibelakang aja jadi tim pendorong.
"Dimana sekarang?" Sayangnya yang keluar dari mulutku malah pertanyaan seolah peduli sekali dengan dia.
Nggak ngerti lagi apa yang ada dipikiran Yeonjun sekarang, dia gak berhenti maju buat bogem muka lawannya. Beberapa juga ada disana, cuma nonton aja dan kadang malah ikutan nambah panas dengan bantuin lawan buat nyerang Yeonjun.
"Stop!" Aku berteriak, nahan tangan Yeonjun yang mau mukul lagi.
"Stupid boy, kamu gila ya?"Capek banget sebenarnya harus teriak buang tenaga, bahkan untuk ngumpatin kebodohan Yeonjun aja rasanya capek banget. Gak ada habisnya!
"Minggir kamu!" Yeonjun ngelepas paksa tangannya, dia mendorong ku cukup kasar sampai rasanya bahuku ngilu.
"Lea, gak usah sok jadi pahlawan! Biarin mereka selesaikan urusan mereka sendiri!" Aku langsung natap tajam kearah laki-laki disana, dia udah pasang kaki satu didepan buat maju ikutan ngusir aku.
Nggak peduli, aku masih gak nyerah dengan Yeonjun. Dia ketua kelas di kelasku, gak bisa kalau masalah kayak gini sampai ke telinga wali kelas. Satu kelas bisa dihukum termasuk aku yang ngelihat langsung gimana kejadiannya.
"Bitch! Kalian emang gak guna!"
Aku langsung nyambar tangan Yeonjun. Bawa dia pergi jauh dari tempat itu, biar saja kalau semua mata jadi tertuju ke arahku.
"Lea, lepasin!"
Setengah gila aku buat mikir nyelamatin biang masalah ini dan dia malah minta dilepaskan, lalu kabur dan melanjutkan acara bogem-bogeman itu lagi.
*****
"Sssshhh, sakit! Argh."
Udah kapas keenam, dan darahnya juga belum berhenti ngalir dari bibirnya. Kalau nggak karena alasan kemanusiaan aku gak akan mau bersihin darah kotornya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Feels? || Choi Yeonjun ✓
Novela Juvenil[REVISI] "Keparat, setan alas!" Lea mungkin bisa sekali dua kali menoleransi seseorang dengan kadar menyebalkan selayaknya. Tapi tidak untuk Yeonjun, Masa SMA nya jadi terasa penuh emosi setiap kali Yeonjun membuat ulah. "Diem gak!" "Aku cuma berna...