34. Kenzo and His Love

21 6 1
                                    

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

Back !!!

Bosan gak sih??

Happy Reading 🤗


"Lea, ini tasnya!"

Sarah berjalan masuk, gak ketuk pintunya lebih dulu. Udah ketiga kalinya dia balik ke UKS dan terakhir bawain tasku. Aku gak nyangka kalau ada yang lain dibawanya, Daren.

"Kak, kakak gapapa kan?" Dia pegang bahuku, terlihat sangat khawatir.

"Jauh lebih baik!" Jawabku

Daren berlutut, tepat dibawah brankar ku dengan posisiku yang duduk di pinggir nya. Aku berniat mengenakan sepatu dan pulang cepat, hariku masih panjang untuk kuhabiskan sampai jam sembilan malam nanti.

"Kak, Daren antar pulang ya!"

Aku natap Sarah sekilas, dia ada disampingku bawa tasku ditangannya. Sarah mengangkat bahu, tahu pasti aku meminta pendapatnya sekarang. Tentunya juga sudah kuceritakan bagaimana saudara jauhnya itu sangat tidak suka akan hubunganku dengan Daren.

"Aku mau sama Sarah. Ada les tambahan sore ini, maaf gak bisa!"

Daren nahan tanganku, dan yang membuatku kaget dia mencium keduanya bergantian. Astaga, aku tidak habis pikir dengannya, kenapa bisa asal seperti itu sih?

"Jangan, aku gak pantes. Minggir Daren, kamu cuma buat hancur moodku. Dengerin aja apa kata keponakan mu, dia tahu yang terbaik untuk kamu!"

Aku lepasin paksa tangannya, turun dari brankar dan membawa sepatu ku pergi, gak lupa sama tas yang sempat Sarah jinjing tadi.

Katakanlah aku terlalu cengeng atau berlebihan. Hati siapa yang tidak sakit saat sudah dibawa terbang tinggi lalu dijatuhkan. Aku bahkan belum menyelami dalamnya, ini baru pangkal tapi aku sudah tertatih untuk itu.

Memang rumit ya?

Aku memakai sepatuku asal, memijak bagian belakangnya dan berlari cepat menuju halte diluar sana. Bohong tentang aku yang mengatakan pulang dengan Sarah, aku gak mau bawa dia terlalu jauh dalam masalahku dengan sepupunya. Lagi dan lagi aku cuma gak suka urusanku dicampuri apapun alasannya.

Karena terlalu fokus menghindar aku baru sadar bus udah berhenti didepan halte, sedikit berlari aku menggapai besi ditepi pintu, masuk kedalam dan duduk gak jauh dari jendela.

Aku beruntung bisa terbebas dari Daren, atau siapapun itu. Aku cuma mau sendiri, dan cukup kebetulan dirumah juga gak akan ada yang mendikte ku melakukan ini dan itu.

"Sendirian?" kuangkat kepalaku, merasakan presensi seorang yang mengambil tempat disebelah ku.

"Hai pacarnya kak Yeonjun, ingat sama aku gak?"

Mataku menyipit, mukanya gak asing tapi aku gak tahu siapa dia. Senyumnya merekah lebar, tangannya terulur dengan tatapan bersahabat.

"Kita ulangi lagi, Aku Kenzo!"
"Skateboard? Lapangan depan halte? Ingat kan kak?"

Intonasinya terdengar lucu, dia tampak antusias membuatku ingat lagi sama pertemuan kami sebelumnya.

"Tentu!"

Setelahnya aku kembali menunduk, memainkan jariku guna mengusir bosan.

"Kemana kak Yeonjun?"

"Dia sama pa-"

How Feels? || Choi Yeonjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang