🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
Seperti biasa part-nya bakalan pendekHappy Reading 🤗
"Lea, lusa Reva ulang tahun. Kamu datang ya?"
Belum habis cokelat ku, masih fokus sama rasanya yang ternyata lumayan itu. Aku dengar, tapi gak langsung ngangguk.
"Lihat nanti deh, orangnya ngundang aku apa nggak. Lagi pula ayah gak pernah bolehin datang ke acara gituan. Malam pasti?"
Yeonjun lagi drible bolanya sambil duduk. Kadang dia ngehela nafas, udah kayak orang tua banyak tanggungan. Aku jadi noleh cuma buat lihat muka masamnya.
"Heh, pacarmu ulang tahun kamu ngarepin orang lain datang."
Kepalanya langsung terangkat dan geleng cepat, "nggak, aku mau aja kamu lihat kalau aku udah benar-benar serius sama Reva. Kamu ragu banget kan? Sampai anti banget kayaknya ngelihat aku!"
Rasanya coklat legit ini makin gila waktu gak sengaja masuk ke salah satu gigiku yang emang udah kena tanda-tanda berlubang.
"Ssshh, Jun punya air gak?"
Yeonjun langsung kasak kusuk meriksa tasnya, kupikir dia punya tapi ternyata yang kudapat gelengan kepala dengan wajah polosnya.
"Sakit banget, sumpah!"
"ya' tunggu disini dulu, lima menit aku balik!"
Gak sanggup rasanya bahkan buat jawab iya atau apapun itu. Yeonjun ngambil kunci motornya didalam tas, baru jalan didepan motor dia langsung lihat kebelakang lagi.
"ya' titip tas loh, jangan kabur!"
Aku pengen nimpuk kepala Yeonjun detik ini juga kalau dia gak segera tancap gas.
"Cepetan, nyet!"
Astaga, mulutku!
*****
Malu banget kalau ingat kejadian kemarin, malunya udah gak ada obat. Yeonjun ngetawain aku habis-habisan gara-gara gigiku yang berlubang. Dia juga beneran ngotot buat cek langsung, disenterin pakai flash hpnya. Hampir di foto juga buat jadi bahan guyonannya, sialan memang."ya' ayahmu ngomong apa tadi waktu didepan gerbang?" Sarah yang baru datang lima menit lalu sibuk dengan tambalan bedaknya, mendadak jadi peduli sekitar ralat tepatnya aku.
"Sebelum jam terakhir minta izin cek klinik gigi!" santai sekali aku jawab, udah gak punya rasa malu sejak kemarin.
"Woaahhh, gigimu sudah berlubang? Atau cek rutin?"
"Kena satu!"
Dia ngangguk aja, lanjutin kegiatannya yang lebih penting dari meriksa ulang catatannya yang gak lengkap itu. Padahal guru bahasa bakal nyidak murid satu persatu hari ini juga.
"Gws ya beb!"
Aku hanya mengaminkan saja, gigiku gak jarang kerasa ngilu, gusinya juga ikut berdenyut. Belum lagi suasana kelas yang emang gak mendukung sekali untuk menjadi tenang sehari.
"ya' masih nyeri?"
Yeonjun datang entah darimana, tahu-tahu sudah berdiri didepanku. Dia ngulurin kantung plastik kecil.
"Adanya ini, katanya kalau di drama-drama gitu bisa bantu ngilangin nyeri. Yang biasa langsung tempel lagi kosong!"
Susah sekali dia menyebutnya hotpack. Iya, dia kasih aku hotpack. Mungkin maksudnya biar bisa ngilangin nyeri ku sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Feels? || Choi Yeonjun ✓
Novela Juvenil[REVISI] "Keparat, setan alas!" Lea mungkin bisa sekali dua kali menoleransi seseorang dengan kadar menyebalkan selayaknya. Tapi tidak untuk Yeonjun, Masa SMA nya jadi terasa penuh emosi setiap kali Yeonjun membuat ulah. "Diem gak!" "Aku cuma berna...