8. Naive

63 9 0
                                    

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼


Vote keberapa nih?

Happy Reading 🤗


Udah, aku udah lihat gimana si preman itu lagi ngasih cokelat ke siswi kelas 10 disana, sepanjang koridor ngelihat kearah mereka sambil tepuk tangan.

Aku gak lihat siapa perempuan nya. Dia ngebelakangin aku. Sebenarnya ini gak terlalu penting bahkan sama sekali gak penting. Aku cuma penasaran aja apa Yeonjun beneran atau ini akal-akalannya aja?

Perempuan itu ngangguk, buat Yeonjun senyum karena cokelat nya diterima. Gak sengaja juga mataku sama Yeonjun ketemu. Aku bingung juga mau kasih ekspresi apa selain senyum sarkastik.

"This is better for you, Yeonjun!"

Karena aku yakin sekali, siswi disana orang yang sangat-sangat menginginkan Yeonjun.

"Kamu cemburu, Lea?"

Sarah nanya hal yang nggak banget buat dijawab, tapi kak Raka yang juga ikut terlibat dalam hal ini sampai nyusul buat ngelihat Yeonjun natap aku buat nunggu jawabannya.

"Kenapa? Ini hidup Yeonjun! Kenapa aku harus pusing? Aku gak suka dia, udah ya? Karena kamu lihat Yeonjun udah punya pacar jangan lapor ke aku lagi!"

Nggak bohong aku ngomong gitu, lagipula cemburu kenapa? Orang yang aku suka itu kak Raka, dia ada didekatku justru aku malah senang Yeonjun punya pacar.

Langkahku pergi menjauhi koridor kelas 10 itu, dan kak Raka ikut menyejajarkan. Dia miringin kepalanya, ntah kenapa aku bingung apa yang aneh dengan mukaku?

"Kenapa kak?" tanyaku

"Kamu beneran gak papa, Lea? Yeonjun baru aja nembak kamu minggu kemarin dan sekarang udah nembak perempuan lain, adik kelas juga!"

Kupikir kak Raka sedewasa itu untuk sedikit saja tidak melebihkan hal kayak gitu.

"Harus ya? Itu sudah membuktikan laki-laki seperti apa dia?"

Kak Raka genggam tanganku, refleks buat aku noleh ke kanan kiri cuma buat mastikan gak ada orang lain yang bakal jadiin ini topik lagi.

"Belum ada guru kan? Kita makan eskrim!"

Ntahlah, senyumku gak bisa lagi ditahan. Langsung mengembang kayak adonan kue yang dikasih baking soda, yang kulakukan adalah mengeratkan genggaman nya. Sambil tersenyum sepanjang lorong.

*****

Pulang!

Rasanya kayak gak mau hari ini berakhir cepat. Ada banyak banget perhatian-perhatian kecil yang kak Raka kasih ke aku. Mulai dari makan es krim di kantin, cerita tentang beberapa rekomendasi buku sampai janjian mau pergi ke bioskop akhir pekan nanti.

Aku jadi senyum-senyum sendiri sepanjang jalan mau ke gerbang. Dengar juga ada yang ngomongin disana tapi tetap gak ku gubris. Beruntunglah hatiku sedang penuh bunga sekarang, bau bangkai dari omongan mereka jadi gak kedengaran.

"Eh, ada yang senang banget hari ini!"

Pundak ku jadi berat, ada yang naruh tangannya tanpa permisi disana. Kalau dari suara dan bau nya yang penuh sama masalah itu gak lain cuma Yeonjun.

"Hey, Setan! Jangan pegang-pegang." Aku langsung hempasin lengannya, dia sampai agak oleng karena kupakai tenaga.
"Sudah punya pacar masih pegang sana sini!"

How Feels? || Choi Yeonjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang