🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
Happy Reading 🤗
Kapan terakhir aku ketemu Daren?
Kapan terakhir aku nyapa kak Raka?
Kapan terakhir aku ngomong sama Yeonjun?
Harusnya semua kata baik-baik saja itu bukan cuma omong kosong ku. Beberapa hari mungkin aku kasih space buat Daren sama Yeonjun. Untuk kak Raka dia lagi gak masuk, dia bilang ada urusan keluarga yang buat dia harus pergi keluar kota. Aku jadinya sendiri, kadang-kadang iseng dudukin bangku kak Raka waktu jam istirahat atau jam kosong.
"Lea, kenapa sih? Udah semingguan kamu gak keluar kelas. Temui Daren sana, dia gak karuan tuh. Dikit-dikit emosi sampai mamanya gak tahu harus apa!" Sarah duduk disampingku, tadinya disitu teman sebangkunya kak Raka, namanya Adit udah pasti dia main usir aja, keliatan muka Adit yang kesal waktu pindah duduk ke tempatku.
"Aku butuh waktu, Sarah!"
"Waktu apa sih? Kalian tuh kenapa emangnya?"
"Sebenarnya hubungan kamu, Daren sama Reva itu gimana sih?" tanyaku kembali, ntah kenapa dari sekian banyak hal yang harusnya bisa kulakukan aku malah bertanya hal yang gak terlalu berhubungan.
"Saudara kan? Aku sepupunya Daren, nah kalau Reva sih urusannya cuma ke Daren aja, dia saudara dari pihak lain."
Aku udah tahu kalau itu, "Kamu tahu Daren mau dijodohin?"
Sarah natap aku tanpa suara, dia kayak ragu mau jawab apa. "Jawab sesuai kenyataannya, Sar! Aku gak mau ya jadi penghancur hubungan keluarga kalian dengan siapapun itu!"
"Iya, tapi bukan dari pihakku. Keluarga Reva yang emang gencar banget buat naikin posisi lewat Daren!"
Oh?
Gak ada kata-kata yang bisa keluar lagi dari mulutku. Emang singkat kalau dipikir lagi, gimana hubunganku sama Daren yang baru jalan belum sebulan. Aku bahkan gak tahu udah punya perasaan apa atau belum sama dia. Yang jelas aku sedikit gak terima kalau pada akhirnya aku cuma jadi tempat di tumpahkan semua egois yang mereka punya.
"Tapi, Lea! Mamanya Daren itu gak pernah maksa Daren loh, kamu tahu sendiri kan gimana papanya Daren yang ambisius banget buat anak satu-satunya itu?"
"Berarti udah jelas kan? Gak ada yang bisa diperbaiki dari hubungan kayak gini. Kalau berpikir hanya soal perasaan daren aku gak bisa, aku juga punya perasaan kalau kamu lupa!"
Menyedihkan, aku bukannya gak mau pertahankan hubungan ku sama Daren. Aku cuma gak bisa, lebih baik sadar sekarang kalau gak mungkin daripada menunggu kenyataan yang dengan menyakitkan nya menampar bahkan bisa mendepakku langsung sampai hancur.
"ya' kamu tuh anak dokter loh, kamu punya masa depan yang cukup terjamin. Kamu perempuan pintar yang selalu jadi primadona disekolah. Kenapa jadi minder gini sih?"
Aku cukup kaget dengar pernyataan nya Sarah. Mereka memandang ku kayak gitu? Apa itu terlihat sehebat itu untuk dibanggakan?
"Kamu menjaminnya, Sar?"
"Siapa tahu kalau aku cuma orang biasa yang sedang mencari letak bahagianya?"Gak mau dengar lagi Sarah ngomong apa, aku pergi bawa buku yang tadi kubaca dan keluar dari kelas. Tujuanku hanya perpustakaan, mencari ketenangan dengan tumpukan buku yang aromanya selalu kurindukan .
KAMU SEDANG MEMBACA
How Feels? || Choi Yeonjun ✓
Ficção Adolescente[REVISI] "Keparat, setan alas!" Lea mungkin bisa sekali dua kali menoleransi seseorang dengan kadar menyebalkan selayaknya. Tapi tidak untuk Yeonjun, Masa SMA nya jadi terasa penuh emosi setiap kali Yeonjun membuat ulah. "Diem gak!" "Aku cuma berna...