69. Love you

41 4 0
                                    

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

Happy Reading 🤗

Warning!

Cuz ini panjang banget 🤭

Time's begin



"Lea!"
Mataku sempat terpejam. Di menit kelima sejak kak Raka pergi buat kumpul bareng anak-anak pensi. Kupikir seseorang yang mungkin membutuhkanku untuk menyiapkan hal-hal yang jadi bagian dari kemah nanti.

"Iya, Jun?" yang ternyata malah Yeonjun dengan muka datarnya mengambil tempat disampingku.

"Kakimu gimana? Masih sakit?"

Aku menggeleng, melepas satu dari sepasang alas kaki ku. "Kayaknya udah nggak terlalu. Udah dikasih salep sama kak Raka!"

Yeonjun senyum, senyum aneh yang belum pernah kulihat sebelum ini. Aku menutup mulutku rapat, mengutuk sendiri betapa bodohnya diriku yang menyebut nama itu didepan Yeonjun.

"Tanpa perlu diperjelas, saya juga tahu. Semua orang bahkan tahu, benarkan?"

Aku merasa gak enak hati, tapi diriku sendiri sudah berjanji untuk kedepannya benar-benar mengambil sikap tegas pada setiap keputusan yang ku pilih.

"Mau bagaimana lagi!" kataku pelan, hampir kalimat itu rasanya teredam sendiri saking pelannya.

"Everything will change? Tapi perasaan saya waktu itu belum berganti sedikitpun."

Aku juga!

Harusnya itu yang keluar dari mulutku, tapi jadi tawa sumbang yang dipaksakan. Yang benar saja? Aku menertawakan ucapan orang disampingku. Yeonjun pasti kesal, dan aku tengah menunggu rasa kesalnya berubah jadi benci. Dia harus membenciku, itu tujuanku satu-satunya.

"Saya gak memasukkan itu dalam list serius, Jun! Kita teman, teman sekelas. Partner karena jadi perangkat kelas, itu aja kan? Tahun sebelumnya memang berjalan seperti apa?"

Aku masih dengan sisa tawaku, mataku berair sedikit. Sungguh, bukan air mata sebab itu terdengar menggelikan.

"Lea!"

"Yeonjun!"

Sean dan Sarah berlari bersama, mukanya Sarah masam banget. Dia lebih dulu sampai dan menarik tanganku.

"Kalian ini, ayo sehari tanpa mendramatisir keadaan!"

"Jun, tadi katanya sakit perut. Malah disini, si Aldo udah misuh-misuh tuh kena palu tangannya!"
"Ngapain juga sih, kamu di telan induk singa kalau ganggu temannya!"

"Diam gak? Enak saja kalau bicara. Bawa tuh temanmu jauh-jauh, sudah kubilang kalau Lea itu udah ada yang punya. Masih saja dekat-dekat!"

Yeonjun pergi lebih dulu, aku juga gak mau dengar cek-cok nya Sarah sama Sean. Aku pergi ke pusat acara buat baris disana, sekalian lihat kegiatan anak OSIS lainnya.

Kakiku memang masih sakit, aku coba bawa jalan pelan biar gak kesentuh sama sendalnya. Mengingat si pemilik sendal ini adalah Raka aku jadi gelengin kepala sendiri. Ukurannya jauh lebih besar dari punyaku, seperti sedang memakai sendal ayah.

Dulu aku selalu seperti itu kalau gak ketemu sama sendal rumahku. Aku pakai punya ayah yang polos gak ada coraknya cuma bulu-bulu kelabu. Itu pilihanku, sengaja biar kaki ayah tetap hangat kalau lagi di ruang kerjanya.

How Feels? || Choi Yeonjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang