59. Something in library

23 6 0
                                    

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

Happy Reading 🤗

Anti sosial?

Bukan, bukan seperti itu jadinya. Aku cuma belum terbiasa lagi buat ketemu banyak orang. Hanya orang-orang tertentu dan memang terdesak saja. Bahkan pagi tadi aku sedikit ketakutan melihat bodyguard papanya Yeonjun yang berkeliaran mengawasi Yeonjun, iya diawasi sampai Yeonjun nya saja menghilang entah kemana. Menghindar mungkin saja.

"Sudah makan?"

Aku melipat tangan ku diatas meja, meletakkan kepalaku guna mencari kenyamanan tersendiri disana. Ini jam olahraga, harusnya aku di lapangan bermain basket atau sekedar melihat siswa lain saling bercengkrama menghabiskan sisa jam bebasnya. Nyatanya aku dikelas setelah absensi kehadiran.

"Nggak mau!"

Dan Sarah bukan sekali ini saja menawarkan hal serupa. Sejak pagi tadi dia gak banyak bahas hal lain denganku selain bertanya 'Sudah makan?' atau 'mau makan?'

"Loh, nanti kamu sakit kalau gak mau makan?"

"Sar, tolong. Tinggalin aku sendiri!"

Aku sembunyiin mukaku, gak mau Sarah tahu suasana hatiku yang tidak baik-baik saja. Ini hanya rahasia ku, rahasia yang Yeonjun sendiri juga belum tahu.

Tentang Ansel.

Laki-laki yang beberapa hari ini neror aku dengan telpon yang bernada ancaman.

"Papa Erlan cuma buat mamaku, aku gak akan tinggal diam kalau kamu buat mamaku sakit lagi!"

Aku gak tahu, tapi yang kurasakan Ansel bukan remaja biasa. Dia sangat ambisius dan tentunya agresif. Punya nomor ku saja tidak tahu pastinya dari mana, mungkin ayah yang memberi tahu.

Untuk apapun yang terjadi, aku butuh pengalihan. Gak bisa terus diam dan biarin hidupku stuck disini. Aku keluar dari kelas, menegakkan kepalaku meski ada sedikit keraguan.

Koridor kelas yang sepi, semua siswa kelasku ada dilapangan. Tak terkecuali Sarah yang cepat sekali bergabung dengan lainnya. Dia tengah fokus mendrible bola basket disana, menurutku itu jauh lebih baik daripada dia yang diam dikelas dan terus menungguku seperti orang aneh tak punya teman.

Dan kurasa aku gak bisa berlama-lama berdiri didepan kelas, guru mata pelajaran tentunya akan melihat dan menghukum ku yang sudah berganti pakaian lebih dulu.

Tujuan ku perpustakaan, paling tidak ada banyak hal yang bisa dijadikan alibi disana jika sewaktu-waktu aku ketahuan membolos.

*****

Dan baiknya perpustakaan sedang kosong, tidak ada aktivitas disini selain pustakawan yang sedang sibuk dimeja resepsionis nya. Seperti biasa, hanya suara ketikan keyboard komputer yang terdengar sibuk sekali.

"Kamu 12 MIPA kan?"

aku bahkan gak begitu kenal dengan pustakawan satu ini, terlihat lebih muda dan baru bekerja seperti nya.

"I-iya kak!"

Mukanya datar, dia juga kelihatan dingin dan sangat serius menanggapi situasi. Apa salahku? Ingin membaca buku saja kenapa tidak boleh?

"Bukannya ini jam olahraga ya? Kenapa ke perpustakaan?"

Ini yang sangat ku wanti-wanti tadi. Wajar dia bertanya walaupun sebenarnya pertanyaan itu tergolong pertanyaan golongan terbawah. Ada sedikit ironi didalamnya.

How Feels? || Choi Yeonjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang