🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
Happy Reading~
Hari dimana perkemahan itu akan dilaksanakan tiba. Kami baru selesai briefing sekaligus apel pagi rutin. Kalau yang lainnya pergi ke kantin setelah apel tapi aku tidak. Aku lebih memilih berdiam di kelas, sendirian. Toh stok air putihku masih banyak di dalam botol.
"Lea!"
Aku angkat kepalaku yang tadinya bertumpu diatas meja. Kak Raka, dia duduk dikursi depanku.
"Iya?"
"Bisa minta tolong?"
Meskipun belum tahu apa yang bakal dimintai tolong aku langsung mengangguk, menegakkan punggung ku bersiap mendengarkan dengan baik.
"Apa?"
"Aira mau ulang tahun, aku gak tahu mau kasih hadiah apa. Bisa bantu cari?"
Anak kecil yang sempat cemburu denganku dan Yeonjun? Sedikit terkejut sebenarnya karena kak Raka minta bantuan untuk hal yang masih masuk dalam kategori permasalahan keluarga nya. Tapi apa anak kecil kayak gitu bisa dibilang masalah? Dia juga gak tahu bedanya dia dan Yeonjun, bedanya dia dengan kak Raka.
"Bisa, mau kapan?"
Tanganku ditarik kak Raka kedepannya. Dia senyum lebar, "Benar? Ah, aku senang banget!"
Aku anggukin kepala, ikut tersenyum walaupun sedikit canggung. Tanganku juga kutarik lagi, aku gak mau ada anak kelas yang lihat dan jadiin itu bahan gosip .
"Pulang acara aja gimana? Ulang tahunnya satu hari setelah kita kemah!"
"Boleh! Atur aja, Lea ngikut!"
Setelah ngomong soal hadiah kak Raka tiba-tiba diam, dia nundukin kepalanya.
"Lea, soal hari itu-"
"Lea udah lupa kak! Gak ada yang perlu lagi dibahas. Lea juga gak ada hubungan apapun sama Yeonjun yang buat Lea terasa pantas untuk ikut campur urusannya. Maaf juga kalau Lea terkesan terlalu menjudge buruk kak Raka. Everything's gonna be changed, cuma perlu waktu!"
Aku berusaha buat yakinin kak Raka kalau gak ada yang perlu disesali buat kedepannya. Semua juga udah terjadi, itu juga bagian dari aku yang semakin kesini mulai berdamai dengan kenyataan. Aku bukan ingin lari, hanya pergi jauh dan menghindar setelah melaluinya. Bukannya itu yang orang bilang move on? Dan aku sedang di fase itu, menyadari kalau banyak hal yang belum ku coba didepan sana.
"Iya, kita lupain sama-sama!"
*****
"Gimana?"
Setengah jam lamanya aku duduk nungguin Kenzo ditaman kompleks. Dia bilang mau bawa kelinci peliharaan nya main sekaligus curhat tentang masalah hubungannya sama Yoora yang ada diambang putus.
"Apanya gimana?" tanyanya yang baru aja datang dengan tangan yang sibuk gendong kelinci.
"Jadi gimana Yoora nya? Kok minta putus sih, belum lama juga!"
yang aku dapati cuma Kenzo yang diam menggedikkan bahunya. Dia fokus sama bulu-bulu kelincinya yang putih bersih itu.
"Kakak sendiri? Udah ngomong baik-baik belum sama Ansel?"
"Gak!"
Aku mungkin bisa terima dia sebagai anak tiri ayahku, tapi belum kalau untuk kuanggap saudara. Untuk apa juga berdamai kalau bisa kuanggap dia tidak ada, simpel saja kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
How Feels? || Choi Yeonjun ✓
Teen Fiction[REVISI] "Keparat, setan alas!" Lea mungkin bisa sekali dua kali menoleransi seseorang dengan kadar menyebalkan selayaknya. Tapi tidak untuk Yeonjun, Masa SMA nya jadi terasa penuh emosi setiap kali Yeonjun membuat ulah. "Diem gak!" "Aku cuma berna...