53. Fight

26 5 3
                                    

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

🌼

Happy Reading 😁

"Bu? Lea mau sekolah dulu ya, jangan lupa istirahat yang cukup biar bisa operasi secepatnya!"

Aku gak ngomong sendiri, ibuku sudah siuman dua hari lalu. Tepat waktu saat pulang sekolah. Aku gak banyak cerita ke ibuku selain tentang operasi yang sebenarnya lagi nunggu pendonor. Bahkan soal ayah juga ibu lebih baik gak perlu tahu, itu bakal buat kesehatan nya menurun lagi.

"Iya, Lea!"

Ibu ngusap kepalaku sambil senyum, aku sedikit merasa lega karena ibuku terlihat tegar dan masih bisa melukis senyumnya.

"Dah ibu, Lea sayang ibu!"

Aku melambaikan tanganku, menutup pintu ruang rawat ibuku. Sejak ibu siuman yeonjun belum kesini jenguk langsung. Cuma ketemu dikelas atau palingan di halte terus dikasih tumpangan.

"Woo~ kakak cantik tapi galak!"

Pundakku ditepuk, agak keras sampai ingin sekali rasanya membalas dengan satu tinju mematikan.

"Kenzo!" Kesalku.

Dan belakangan jadi sering ketemuan sama anak ini, dia juga naik bus yang sama denganku. Katanya sedang ada razia, dia takut ketemu polisi kalau naik motor, entah alasan nya masuk akal atau tidak, dia phobia polisi.

"Heheh, kita ketemu terus yah? Jodoh mungkin!"

"Eh?"

"Heheh!"

Menyebalkan, tapi cukup tawanya menjadi perbaikan mood pagi hari. Dia benar-benar mirip sama Yeonjun, bisa dikatakan 11 12.

"Saya bilang ke Yoora ya!" ancamku

"Jangan dong, sedang mengalami perkembangan nih. Nanti bisa rusak semuanya!"

Aku ketawa, kasih kepalanku dilengan kirinya. "Udah, saya mau masuk duluan. Kalau masih mau cari mangsa kamu disini aja, nanti ketemu kok mbak mbak cantik yang pergi ngantor. Kasih wink biar jatuh hati ya!"

Dia mendengus kesal, memajukan bibirnya sampai persis seperti pinguin biru dengan kaca mata besar - pororo.
Sementara aku udah ngelangkah duluan masuk bus, nyari tempat duduk di dekat jendela. Masih pagi bus juga gak gitu berdesakan isinya.

"Kakak nyebelin banget sih!"

Kenzo duduk disampingku, pasang muka masamnya. Gak terlalu kupedulikan karena langsung pasang earphone di telinga.

"Pokoknya saya dendam sama kak Lea. Kalau ditolak lagi sama Yoora mau pacarin kak Lea!"

Kepalaku menggeleng, tentu masih mendengar ucapannya sebab lagu belum terputar.

Dasar, freak!

*****

Baru aku sampai sekolah, menapakkan kakiku melewati gerbang. Suasana sekolah yang emang gak pernah berubah. Ingatanku jadi dibawa kembali pada masa tenangku menjadi Lea yang dulu.

Si jenius yang lugu katanya.

Aku membalikkan badan, terdengar suara deruman motor yang gak asing. Siapa lagi kalau bukan Yeonjun?

Dengan santainya ngelewatin gerbang termasuk aku tanpa menoleh sedikitpun. Anehnya dia terburu-buru saat memarkirkan motor di halaman parkir sekolah. Membuka helmnya dan menyandang tas sebelah di bahunya.

How Feels? || Choi Yeonjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang