🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
Happy Reading 😁
"ini buat kamu!"
Aku lihat kedepan, sedikit mendanga karena posisinya aku lagi duduk di kursi taman sambil baca buku. Dari suaranya udah ketebak siapa.
"Apaan?" tanyaku sedikit sarkas, belum ngambil apa yang dia bawa tadi.
"Bekal, buat kamu!"
Oh yaampun, kesambet apa lagi sih Yeonjun ini? Dia datang-datang nyodorin kotak makan siang warna biru kedepan mukaku.
"I know it, tapi kenapa harus buatku? Udah deh gak perlu aku kamu minta maaf kayak gitu. Kayak hubungan kita baik-baik aja selama ini!"
Yeonjun ketawa kecil, dia langsung geser buku yang ada disamping ku dan ngambil bagian buat duduk. Aku yang sadar otomatis langsung bergeser, biar gak terlalu dekat sama dia.
"Maaf apa sih? Aku cuma mau kamu nilai makananku. Kalau enak biar aku bisa kasih buat orang spesial, mungkin selera nya sama kayak kamu?"
Aku sempat bengong dengar dia ngomong gitu, sebelum akhirnya nganggukin kepala dan ngambil bekal itu dari tangannya.
"Sandwich?" tanyaku, harusnya jelas sih udah ada dua potong besar roti isi disana.
Yeonjun senyum, "Ya, kan bisa lihat. Masa sih aku kasih kamu batu!"
Satu potong berhasil kuambil hati-hati, mulai gigit pinggirannya sampai beberapa gigitan lagi baru bisa ngerasain rasanya.
"Gimana?" mukanya Yeonjun antusias banget, kayak orang lagi nungguin pembacaan kupon undian.
"Biasa, rasa roti isi!"
Bahunya langsung turun, aku mau ketawa lihat dia kayak orang kesal tapi gak bisa ngomong.
"Lumayanlah, kalau rasa kan semuanya bakalan sama. Aku suka cara buatnya, rapi banget!"
Dia senyum, senyumnya jadi lebar banget sampai matanya hilang. Demi apapun ini kayak bukan Yeonjun menyebalkan yang biasanya, mungkin dia emang lagi jatuh cinta sih, sampai sering mesem-mesem sendiri selama seminggu terakhir.
"Kamu demam ya, Jun?" Aku masih ngunyah, kebetulan lagi lapar dan ini kesempatan bagus aku makan tanpa perlu bergerak.
"Nggak, aku sehat!"
Ntahlah, Yeonjun memang aneh kan? Kalau nyandingin alien Pluto, Mars dan dia di jejerin dalam satu frame udah langsung ketahuan siapa yang paling absurd meskipun bentuknya dia kalah.
Sambil makan aku masih balik lembaran bukuku. Baru ingat soal sandwich dan kak Raka.
"Kamu ikutan kak Raka ya? Mau ngasih-ngasih sandwich."
Mukanya berubah cengo, "Huh? Apaan? Aku bahkan gak tahu dia kasih apa ke kamu waktu itu!"
Mulutku rasanya penuh banget, mau motong omongannya Yeonjun jadi gak jadi.
"Lagi pula dia bukan penemu sandwich kali, ntar deh aku buat hak paten ku sendiri. Yeonwich!"
Yang kulakukan cuma bisa menggeleng sama kelakuan nya. Gak kerasa aja udah lima menit duduk bareng sama Yeonjun, biasanya baru detik pertama udah panas banget rasanya pengen ngusir dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Feels? || Choi Yeonjun ✓
Teen Fiction[REVISI] "Keparat, setan alas!" Lea mungkin bisa sekali dua kali menoleransi seseorang dengan kadar menyebalkan selayaknya. Tapi tidak untuk Yeonjun, Masa SMA nya jadi terasa penuh emosi setiap kali Yeonjun membuat ulah. "Diem gak!" "Aku cuma berna...