🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
Happy Reading 🤗
Aku ngejar Yeonjun sampai mobilnya, bantu dia buat mapah mamanya masuk kedalam. Aku udah nahan Yeonjun buat bicara berdua, tapi kayaknya dia kesal bukan main karena sempat gak dengarin omongan nya.
"Masuk, kita antar mama baru ngantar kamu!"
Dari tadi aku nahan banget biar gak marah. Aku juga berhak disini untuk minta kejelasan. Sikap Yeonjun tadi benar-benar bukan Yeonjun yang aku tahu. Bahkan tamparan ku aja gak bisa buat dia marah, dan hal sepele ntah apa itu kali ini dalam kategori keterlaluan.
Disaat aku ngerasa gak enak dan gelisah aku ngerasa tanganku diusap lembut. Mamanya Yeonjun, dia genggam tanganku seolah paham apa yang kurasakan sekarang.
Mamanya juga pasti kecewa banget sama hari ini, hari dimana harusnya dia bahagia karena bisa jalan-jalan hirup udara bebas.
Aku gak mau kelihatan buruk lagi, udah cukup Yeonjun marah samaku. Tanganku pelan-pelan bergerak untuk buat posisi mama Yeonjun ngerasa nyaman, jadiin bahuku bantalnya dan ngusap lengannya setengah memeluk.
"Kita keluar lain kali ya ma!" bisikku.
*****
"Lea, soal tadi aku minta maaf!"
Baru aja aku keluar dari kamar mamanya Yeonjun. Habis bujuk mamanya buat minum obat dan tidur. Lumayan lama sampai aku juga ikutan tidur walau sebentar.
Yeonjun, gak tahu udah berapa lama dia nunggu diluar. Sama sekali gak mau masuk kecuali ngasih obat yang udah ditakar buat mamanya.
"Yeonjun aku mau pulang!"
Aku ambil tasku di atas sofa, ku sampirkan di bahuku sebelah. Gak mau memperpanjang yang udah-udah. Waktunya juga udah malam, lewat dari jam tujuh. Takut ibuku bakal khawatir terus ngasih tahu ke ayah.
"Lea tunggu sebentar!"
Tadinya Yeonjun cuma halangin jalanku dengan rentangin tangannya. Tapi gak lama dia semakin dekat dan bawa aku ke pelukannya.
"Maaf, maaf, maaf!"
Bukan itu yang mau aku dengar, dia gak salah. Maksudnya apa yang dia lakuin itu bukan hal fatal, bukan hal yang turut merugikan juga.
"Aku mau pulang!" final, aku yang sekarang ini lagi banyak banget pikiran. Jalan satu-satunya cuma pulang dan disana aku bisa nenangin dan berdamai dengan diriku. Diriku yang satu sisi seperti ingin sekali masuk dan tahu banyak tentang Yeonjun, dan sisi ku yang keras tidak mau peduli semua orang kenapa.
"Sebentar Lagi!"
Sebentarnya gak pernah tepat. Aku gak pernah selama ini ada didalam posisi sejauh ini sama siapapun. Kalau saja ayah atau ibuku tahu mungkin sudah lama namaku dikeluarkan dari keluarga.
"Ada banyak, banyak banget yang aku mau kamu tahu Lea. Tapi gak sekarang, gak sekarang karena aku belum siap untuk itu!"
"Yeonjun, kamu disini aja. Jagain mama, aku mau pulang naik taxi!"
Aku dorong dia, buat jarak yang cukup untuk ngasih tahu ke dia tadi itu aku gak suka perlakuan nya. Aku bukan tempatnya mencari nyaman, atau menampung semua keluhnya yang bahkan gak boleh aku tahu apa itu.
"Lea, aku antar ya!"
"Nggak Yeonjun!"
Yeonjun narik tanganku, bawa aku masuk ke mobil sampai dia juga yang bukain pintu buatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Feels? || Choi Yeonjun ✓
أدب المراهقين[REVISI] "Keparat, setan alas!" Lea mungkin bisa sekali dua kali menoleransi seseorang dengan kadar menyebalkan selayaknya. Tapi tidak untuk Yeonjun, Masa SMA nya jadi terasa penuh emosi setiap kali Yeonjun membuat ulah. "Diem gak!" "Aku cuma berna...