🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
🌼
Happy Reading 😁
Setelah pagi tadi aku sama kak Raka jadi gak diam-diaman lagi, bahkan udah ngerjain tugas bareng juga waktu jam kosong.
Sekarang jamnya istirahat, aku cepat-cepat beresin buku diatas meja. Ambil Tote bag dibawah laci meja, mau kasih bekalnya Yeonjun yang belum sempat tadi.
"Lea mau ke kantin beli minum?" kak Raka datang ke mejaku, dia juga bawa kotak makan siangnya.
"Lea ada urusan bentar kak, usahain datang kok. Cuma jangan ditunggu ya!"
Kak Raka selalu dengan senyumnya, dia mengiyakan dan pergi duluan keluar kelas.
"Oke, sebentar ya Lea. Ingat cuma sebentar urusan sama Yeonjun nya!" aku ngomong sendiri, sebagai pengingat karena biasanya kalau udah berurusan sama ulet bulu satu itu gak bisa sebentar, banyak maunya.
Tote bag nya kupeluk erat, takut isinya berantakan. Harusnya aku juga gak perlu susah-susah bawain ini karena kami sekelas. Cuma Yeonjun gak ada dikelas gitu tahu guru yang ngajar lagi izin gak masuk. Dia juga udah pasti sembunyi-sembunyi dari piket yang sidak ke setiap penjuru sekolah.
Semoga dia lagi di taman belakang sekarang.
Aku jalan cepat, kepikiran sama kak Raka yang mungkin aja nunggu di kantin sana.
Kosong?
Gak ada siapa-siapa di taman belakang, aku coba geser lagi ke setiap sudut yang biasa jadi tempat tongkrongan Yeonjun. Sampai aku lihat teman basketnya yang lagi jalan sama perempuan, gak asing.
"Kak Lea!" sapa perempuan itu, dia Kinan. Senyum ramah ke aku, gak ku tanggapin karena urusanku sama teman disebelahnya.
"Kevin, kamu lihat Yeonjun?"
Laki-laki disamping Kinan ini laki-laki yang pernah ada masalah juga sama Yeonjun, cuma udah baikan karena dia udah minta maaf langsung waktu dipanggil guru BK.
"Nggak lihat, kenapa cari Yeonjun? Bukannya kamu pacarnya Daren ya, sampai adikku gak bisa sama Daren karena kamu?"
Tatapanku jadi ngarah ke Kinan, aku paham maksudnya sekarang. Dan kenapa mereka bisa jalan bareng, bahkan belum diperjelas sekalipun.
"Kak, gak gitu!" Kinan senggol lengan Kevin, buat yang disenggol malah balik lihatin aku sinis.
"Udah deh, katanya mau kekantin kan?"
Kevin jalan duluan, sedang Kinan masih didepanku sedikit canggung, "Ma-maaf!" ucapnya.
"Kinan, jauh-jauh dari Lea! Pawangnya gak main-main!"
Salahku lagi?
Aku beneran muak sama kata-kata setiap orang disekolah ini, makin hari gak ada yang bisa sedikitpun kuterima. Kakiku lanjut lari, nyari Yeonjun sendiri lebih baik daripada bertanya sama orang lain.
Satu tempat yang baru aku ingat pernah nangkap Yeonjun lagi bolos waktu kelas 11. Gudang rooftop, aku yakin hampir tujuh puluh persen dia disana.
Untuk kesana aku lewatin kantin, ada tangga yang langsung menuju kesana disamping gedung.
"Lea!"
Bisa kulihat kak Raka manggil aku, dia pasang muka heran. Aku gak bisa jawab selain gelengin kepala, kupercepat jalanku biar bisa sampai ke lantai sebelum rooftop. Dari lantai ini aku cuma perlu masuk dan lewatin dua lantai lagi biar sampai ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Feels? || Choi Yeonjun ✓
Novela Juvenil[REVISI] "Keparat, setan alas!" Lea mungkin bisa sekali dua kali menoleransi seseorang dengan kadar menyebalkan selayaknya. Tapi tidak untuk Yeonjun, Masa SMA nya jadi terasa penuh emosi setiap kali Yeonjun membuat ulah. "Diem gak!" "Aku cuma berna...