005

384 56 41
                                    

Malem Met.... :)
Sebelum baca jangan lupa Vote dulu dan komen ya
Tingkiu
Selamat membaca
_SEMOGA DANGDUT_

________________________________________

________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senin, 8 Februari 2021.

Jingga membatalkan jadwal konsultasi.

TIDAK.

Lebih tepatnya, Jingga memutuskan untuk tidak akan konsultasi lagi.

Saat ini, pukul 15:03 dia baru saja bangun dari tidurnya. Seluruh badannya terasa sakit. Bibirnya begitu nyeri. Sekujur wajahnya penuh dengan luka lebam.

Jika saja Agus tidak datang, semalam mungkin hari kematiannya. Jingga lupa bahwa pria yang menghajarnya di pasar Senen masih memiliki dendam kesumat dengannya, dia terlalu sibuk dengan penyesalannya akan Cece sore itu. Hingga di jalan pulang beberapa kendaraan bermotor menghadangnya.

Satu sayatan di pinggangnya saat ini terasa membunuh. Masih beruntung pisau itu tak menembus perutnya. Jingga di larikan ke klinik terdekat sebelum berakhir di rumah sakit.

JINGGA PUNYA BANYAK MUSUH.

Jarum infus tertancap di tangannya, Jingga berusaha mendudukkan tubuhnya.

"Eh ada bunda". Ucapnya sambil menyeringai dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Bunda hanya menatapnya pasrah. Sudah lelah menghadapi sikap putra semata wayangnya yang setiap hari bikin ulah.

"Bunda cantik banget deh hari ini".

"Bang-". Lirih bunda seraya menatap mata putranya.

"Hhm?". Jingga menaikkan kedua alisnya, menunggu bunda berbicara.

"Udah dong bang, jangan buat bunda khawatir lagi". Bunda mengurut pelipisnya, frustasi kenapa anaknya suka cari mati.

"Iyaa bunda, maafin abang. Janji deh nggak bakal ngulangin lagi". Jawab Jingga dengan nada manja yang di lebih-lebihkan. Tangannya terangkat mengambil jemari bunda lalu menciumnya.

"Hehe".

Sampai kapanpun bunda tidak akan bisa marah padanya. Di usia yang sudah menginjak 20 an ini dia masih terlihat seperti bayi di mata bunda.

DIMATA ORANG TUA, TIDAK ADA ANAK YANG DEWASA. MEREKA HANYA TETAP AKAN MENJADI ANAK-ANAK.

"Bunda bolos kerja ya?". Tanya Jingga setelah sadar bahwa seharusnya bunda masih di kantor. "Kan harusnya pulang jam 5". Lanjutnya.

"Gara-gara kamu bang".

Jingga kembali menyunggingkan senyumannya, membuat sekembar mata itu menghilang.

Tok tok.....

Atensi keduanya beralih ke arah pintu, seseorang mengetuknya dari luar.

ITU AGUS.

JINGGA & MARCELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang