007

347 55 13
                                    

Sebelum baca Vote dan komen dulu ya
Tingkiu

______________________________________

Bian merangkul Jingga dan membawa cowok itu berkeliling, sementara Cece memutuskan untuk kembali ke posko jurusannya.

Cukup lama Jingga berkeliling semua posko yang ada di acara expo ini. Banyak lapak jualan mahasiswa yang di singgahinya dan bercengkrama bersama beberapa orang yang juga kenalan Jingga.

Sampai Jingga menyadari satu hal. Joko juga anak kampus 2. Di kampus 2 ini hanya ada 3 fakultas yaitu Hukum, Kedokteran dan Psikologi. Meskipun gedung induk itu ada di kampus 1 tapi kampus 2 letaknya di pusat kota. ANEH NGGAK TUH.

"Bro, gue ke mobil dulu ya ada yang ketinggalan".

"Oke". Jawab Bian singkat lalu kembali berbicara dengan beberapa orang di sana.

Jingga berjalan menjauhi keramaian, matanya mencari sosok Cece namun tak ia temukan. Jingga masuk kembali kedalam mobilnya karena cuaca begitu panas.

Berdiam diri sejenak sebelum Joko menyembulkan kepala nya dari balik kaca jendela mobil.

"Ngapain lo kesini kak?".

"Gue males ngampus, kangen sama lo".

Joko bergindik ngeri akan sepotong kalimat Jingga.

"Wah liat Ko, banyak cewek cantik disini". Lanjutnya.

Joko melangkah masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Jingga. "Jangan macam-macam lo, di antara sekian banyak cewek cantik yang lo incar disini itu udah ada monyetnya".

Jingga tak fokus mendengarkan ocehan Joko karena ada yang lebih menarik dari omongan cowok itu. Jemarinya mengetuh-ngetuk buntalan stir dengan pandangan lurus kedepan.

"Ajaib banget, dari tadi gue nyari lo. Eh malah duduk di depan mata gue sendiri". Ucap Jingga sedikit tersengeh karena pemandangan di depan mobilnya. Ada Cece yang tengah sibuk dengan ponselnya. Jaraknya sekitar 10 meter dari posisi parkir mobil nya.

"Hah?". Jawab Joko bingung. "Siapa?".

"Udah lo turun deh, ngapain sih nemuin gue".

Jika mematahkan leher Jingga bukan tindakan kriminal mungkin sudah dilakukannya. Jingga tampak seperti gila.

"Lo yang nyuruh gue kesini dodol". Dengan segenap kewarasan yang ada Joko buru-buru membuka pintu mobil dan keluar. Membiarkan Jingga dengan segala ke anehannya.

"Bro, ntar malem ke Embassy yuk". Sorak Jingga dari dalam mobil.

"Lo yang traktir". Jawab Joko kemudian berlari menghampiri teman-temannya.

Jingga akhirnya memberanikan diri untuk menghubungi Cece kembali setelah genap sebulan.

"Halo". Jawab gadis itu.

Jingga tersenyum. NGANGKAT TELFON AJA CANTIK BANGET.

"Cel, gue mau ngomong".

"Lo dimana?".

"Di mobil. Pajero hitam B 1301 JGP tepat di depan lo".

"Yaudah, ntar gue kesana".

Sontak membuat Jingga menelan salivanya sendiri. Melihat Cece yang semakin mendekat dan mengetuk kaca mobil Jingga. Lantas cowok itu menurunkan kaca mobilnya segera.

"Masuk aja, di luar panas".

Jingga menopang dagunya dengan tangan kanan dan menoleh ke gadis cantik di sampingnya. Sejujurnya ini situasi yang aneh, karena seingat Jingga terakhir kali mereka bersama adalah mereka bertengkar. Namun sekarang seolah semua kejadian itu tenggelam begitu saja.

JINGGA & MARCELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang