VOTE DAN COMMENT PLEASE—
Yang baca tapi nggak Follow, LO TEGA☆☆☆☆
"Lo mau tau nggak bagian paling anjingnya apa?"
"Setelah semua yang lo lakuin ke gue, gue tetep nggak bisa benci sama lo"
"Yang ada gue malah sayang sama lo Jingga"
_Marcelyne_
_______________________________________
Imessage:
Jingga (Pasien):
Malem.Jingga (Pasien):
Marcel.Anda:
Masih hidup lo? Gue kira udah mati.Jingga (Pasien):
Haha, masih lah cantik. Ciyee nyariin ya. Seminggu gue ngilang. Kangen kan lo?.Anda:
Najis. Kemana aja lo?Jingga (Pasien):
Jogja. Gue ada oleh-oleh buat lo. Sekarang lagi otw ke kost lo Cel.Anda:
Mau nyogok gue pake apaan lo? Ntar kalo udah sampai kost masuk aja, password nya inget kan?Jingga (Pasien):
Lah, lo emang dimana?Anda:
Ngambil laundry.______________________________________
"Nih buat lo". Jingga menyodorkan sebuah box persegi pada Cece.
Gadis itu terdiam sejenak lalu mengangkat pandangannya ke wajah Jingga. Raut wajahnya bingung, namun tatapannya berpendar teduh seperti tengah merasakan rindu.
Ya, Cece memang selalu menunggu untuk di hubungi oleh Jingga. Gadis itu tidak pernah menghubungi Jingga duluan karena gengsinya.
Melihat Cece yang masih mematung, Jingga sedikit mengangkat alisnya. Seketika itu membuyarkan lamunan Cece.
"Apaan?". Ucap Cece lalu menerima box yang di berikan Jingga.
"Buka sayang". Jawabnya santai.
"Gak usah manggil-manggil gue sayang setan. Merinding gue tiap denger lo manggil gue gitu".
Mata Cece melotot, gadis itu nyaris mengangkat tangannya memukul Jingga. Namun masih di tahannya karena Jingga tampak merasa berdosa.
Jingga terdiam.
Jingga menyandarkan kembali punggungnya pada sofa. Mengangkat kedua tangannya untuk menjadi bantalan kepalanya seraya berkata.
"Jangan galak banget, ntar susah dapet jodoh".
Cece membuka box itu perlahan dan terkesiap tatkala melihat isinya.
"Baju?".
Jingga mengangguk.
"Selusin itu Cel, buat lo semua". Jawab Jingga santai.
Cece masih mencerna. Bingung.
Hening
"Lo ke Jogja pulang-pulang bawain baju barong buat gue?".
Jingga mengangguk lalu memejamkan matanya. Namun mulutnya terbuka untuk mengeluarkan beberapa kata.
"Enak di pake tidur".
Sejujurnya Cece setengah mati penasaran dengan Jingga. Sejak awal bertemu. Jingga berbeda. Memperlakukannya dengan sederhana namun sosoknya begitu hangat walau tak jarang gadis itu menahan tangis akibat perbuatan Jingga.
Jingga yang memberi luka padanya dan cowok itu tahu cara menyembuhkannya.
Belum ada jawaban yang pasti untuk menjawab semua pertanyaan di kepala Cece. Gadis itu kembali diam.
Keduanya hanyut dalam lamunan masing-masing. Hingga kemudian Jingga membuka matanya dan kembali bersuara.
"Cel— lo nyimpen alkohol nggak?".
Kaget. Jujur Cece selalu kaget ketika mendengar Jingga ingin minum. Pasal nya setiap cowok itu mabuk dengannya, Jingga selalu menangis. Lebih parah dari itu, Cece selalu merasa begitu buruk saat mendengar semua curhatan Jingga tentang keluarganya.
Selama empat bulan Cece mengenal Jingga, setiap malam gadis itu selalu merenung memikirkan solusi agar Jingga keluar dari lingkaran setan yang melilitnya.
Selayang, Cece melihat mata Jingga tertuju pada bibirnya.
"Gue juga lagi pengen makan stroberi". Lanjut Jingga lalu menegakkan posisi duduknya.
Tangan Jingga meraih kedua jemari Cece lalu menuntunnya untuk bertengger di kedua pundak cowok itu. Perlahan tangan Jingga menelusup ke tengkuk Cece. Memperhatikan wajah gadis itu penuh damba.
Lalu menariknya lembut untuk menyatukan bibir mereka.
Satu kecupan singkat. Jingga menjauhkan kembali bibirnya. Cece masih saja mematung, gadis itu selalu mati kutu tak dapat berkutik jika Jingga sudah masuk ke mode midnight.
"Lip balm lo masih rasa stroberi". Ujarnya lirih, lalu melumat bibir gadis itu lagi. Cece mengimbangi tempo ciuman Jingga dan memberi akses lebih dalam untuk Jingga.
Hingga di menit ke tiga Cece merasakan sesuatu yang hangat mengenai pipinya. Seketika gadis itu membuka matanya. Jingga masih menciumnya dengan lembut. Sementara Cece melihat lelehan air mata di pipi Jingga.
Jingga mengurai ciumannya, nafasnya sedikit memburu karena kekurangan oksigen. Jingga menjauhkan wajahnya lalu menyapu air mata di pipinya.
Pandangannya tertunduk.
Seketika kesunyian mendominasi keduanya.
Satu menit berlalu. Tidak ada yang membuka suara.
Kemudian Cece menyentuh dagu Jingga dan mengangkat wajah cowok itu untuk bersatu dengan netra miliknya.
"Are you okay?". Tanya gadis itu pelan.
Jingga menggeleng. Cece menangkap raut kalut dari wajah Jingga.
"Would you like to have a drink with me?".
Satu anggukan samar dari Jingga.
"Tapi gue nggak punya alkohol". Ucap gadis itu lagi.
Jingga menelan salivanya. Sekilas matanya turun kembali ke bibir gadis itu. Ekspresinya serius bercampur sedih, jelas bahwa Jingga tidak sedang baik-baik saja.
Tangannya terangkat menyapu bibir Cece sekilas.
"I wanna kiss you all night". Lirihnya.
"Nggak boleh disini". Jawab Cece singkat.
Jingga mengangguk, lalu menjawab.
"Kita check in aja".
__________________________________
Minggu, 21 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA & MARCEL
Romance"Jingga, kenapa sayang sama lo sesakit ini?" •MARCELYNE DEVITA & JINGGA PRAKASA• DUNIA MEMBENTURKAN MEREKA DI SUATU KLINIK PSIKOLOGI JINGGA & MARCEL adalah Side Story dari AU Bangtan x BMKG di ig @kisah_haluu. Namun memiliki plot tersendiri, jadi ng...