018

308 50 14
                                    

Selamat hari minggu eperiwan

—VOTE DONG—
Yang baca tapi nggak Follow, LO TEGA

☆☆☆☆

'Cowok itu seneng banget direpotin sama cewek yang dia suka'

_Jingga Prakasa_

___________________________________

Kalau dulu Jingga selalu tebar pelet pada siapapun wanita yang di jumpainya. Pepet sana sini hanya untuk sebuah malam yang indah.

Kini kebiasaan itu sedikit berkurang. Jingga juga sedikit merasa resah akan dorongan dalam dirinya untuk selalu bermain dengan banyak wanita.

Meskipun awalnya ragu dan sempat mengurungkan niatnya untuk menemui Cece lagi, tapi akhirnya kini Jingga berada di kamar hotel bersama Cece.

Dia masih lah predator versi OYO.

Yang dipilihnya lagi-lagi Cece, Jingga tak melakukan sex lebih dari sekali pada orang yang sama. Namun dengan Cece ia mau berkali-kali

Apa ini petanda bahwa Jingga akan melabuhkan hatinya lebih lama pada seorang wanita bernama Marcel?

Apa Cece akan menjadi labuhan terakhir Jingga si playboy cap dengkul yang hobinya mimisan?

Jingga mengecup punggung Cece dari belakang, beberapa saat yang lalu bergulat adu energi memuaskan nafsu birahi. Sampai keduanya terkulai lemas dan Cece bebaring di pelukannya.

Tangannya bergerak mengusap surai gadis itu, lalu menuntun Cece agar segera berbalik badan ke arahnya. Seketika debaran anomali itu kembali muncul tatkala sepasang mata itu bertaut.

Tanpa sengaja Jingga menelan salivanya sebab bibir mungil itu tampak seperti santapan penutup yang lezat.

Jelas Cece hanya terdiam kaku, dalam benaknya di kerubungi banyak pertanyaan.

'Berapa cewek yang sudah Jingga ajak tidur?'

'Berapa banyak bibir cewek yang sudah Jingga cicipi?'

'Lalu kini ia ada pada urutan keberapa dari cewek-cewek itu?'

'Apa Jingga juga gini kalau sama cewek lain?'

HENING.

"Hidung lo masih sakit nggak?". Setengah khawatir, pertanyaan itu mengalir dibibir Cece.

Jingga menggeleng, kedua lengannya masih mengunci Cece.

Wajahnya hanya berjarak sebuku jari saja. Tentu saja Cece dapat dengan jelas merasakan hangatnya hembusan nafas Jingga yang bersentuhan dengan hidungnya.

Aroma foxs.

Di sela-sela tubuh mereka, tangan Cece naik untuk menyentuh puncak hidung Jingga. Melihat ekspresi Jingga yang meringis Cece jadi tersenyum.

"Bilangnya enggak, tapi kok nangis?".

Jingga tertawa hingga matanya membentuk sepasang sabit. Merasa tertantang akhirnya Jingga melirihkan sebuah kalimat andalannya.

"Bisa di buktikan mbak Marcel". Ujarnya lalu memagut bibir gadis itu. Benang saliva bertaut, Cece merasakan lidah Jingga mulai mengocok dinding mulutnya.

Membuatnya setengah gila.

Kalau urusan ciuman Jingga nomor satu. Pergerakannya santai namun menuntut. Lembut dan tidak terburu-buru. Nikmat dan sungguh candu.

Katakan pada Jingga untuk segera berhenti, karena sakit di hidungnya hanya membuatnya menyiksa diri.

Namun bukan Jingga namanya jika begitu saja menyerah, lidahnya kini menelusup lebih dalam lagi, menjalari tiap sudut yang ada sambil menggigit kecil bibir mungil nan seksi milik Cece.

Nafas keduanya tersengal, Cece mengurai tautan bibirnya.

Menelisik lamat-lamat ke dalam bola mata Jingga. Deru nafas di antara keduanya masih menggila. Cece tersenyum.

"Tuh lo nangis". Lirih Cece sekaligus menyeka air mata di sudut mata Jingga.

"Kalau masih sakit ya jujur aja. Gapapa kok kalo buaya Akuntansi sakit, kan lo juga manusia. Lagian sih kenapa pake berantem segala, sok paten lo".

Sudah jadi rahasia umum kalau Jingga itu tukang pukul Akuntansi. Tetap menjadi lelaki yang paling di segani se antero fakultas ekonomi. Namun juga tetap di gandrungi cewek-cewek.

Hobinya tebar pesona dan berkelana dari hati ke hati sampai nanti bertemu yang pas baru Jingga pensiun dari status playboy sejati.

Namun hebatnya setiap perempuan yang ia ajak tidur tak pernah menuntut  Jingga untuk bertanggung jawab akan sebuah perasaan.

Jingga bukan asal ngajak tidur, dia juga seleksi agar tak terjadi hal yang menyakitkan hati. Jingga anti dengan cewek-cewek baper. Karena itulah Jingga memilih Marcel.

"Mau ciuman lagi sayang". Goda Jingga lalu tersenyum.

"Mau lagi, hidung lo tuh berdarah". Ujar Cece lalu bangkit. Jingga menyeka cairan itu dengan jemarinya, lalu ikut duduk.

Cece meraih sekotak tisu di atas meja samping tempat tidur mereka. Dengan cekatan tangan gadis itu menyapu bersih darah yang menetes banyak dari hidung Jingga.

Satu tangannya lagi menahan selimut agar tak melorot dari tubuhnya sebab gadis itu belum memakai pakaiannya.

"Malam ini lo cantik banget".

"Jelas gue selalu cantik".

"Iya, apalagi kalau telanjang".

Cece menatap Jingga dengan tatapan sengit.

"Btw, gue ganggu nggak? Tiba-tiba nelpon lo trus ngajak ke OYO. Oiya, proposal lo gimana?".

Cece yang hanya semula merasa bahwa dia hanyalah candaan Jingga, kini tersentak akan pertanyaan yang tampak penuh perhatian.

Gadis itu mengendikkan bahunya sejenak, menarik jemari Jingga dan menuntun nya untuk menahan tisu di hidung cowok itu.

"Terakhir sih terpantau masih ada tulisan revisi di halaman judul". Jawab Cece apa adanya, kini rautnya tampak sendu.

Cece bangkit dari tempat tidur berbalut selimut kecil ka arah kamar mandi. Gadis itu harus membersihkan tubuhnya dari keringat yang mengucur deras. Baru setelah itu ia bisa tidur.

"Nggak tau besok ya kan? Siapa tau revisi lagi". Sorak Jingga usil.

"Jingga ih".

Jingga tertawa, namun sakit juga. Hidungnya masih nyeri.

"Nggak usah ketawa lo". Balas gadis itu.

"Iya deh, gue doain besok langsung acc. Trus bisa langsung penelitian".

"Gue kan udah penelitian goblok. Jadi selama ini gue di klinik dokter Airin lo kira ngapain?".

"Praktek magang? Apa gue salah?".

"Ya nggak salah sih, tapi kan sekaligus penelitian. Kalo proposal gue acc tinggal langsung nyusun hasil".

"Ada ya orang penelitian dulu baru proposalan".

"Ya siapa suruh lo goblok makanya nggak tau".

Jingga tak menjawab lagi, ia hanya akan mempermalukan diri sendiri jika berbicara dengan Cece. Jelas ia kalah dalam hal apapun.

"Cel—".

"Hhm?".

"Jadi sahabat gue mau nggak?".

"Sahabat nggak ada yang ciuman, sahabat juga nggak tidur bareng". Sarkas Cece kemudian menghilang di balik pintu kamar mandi.

_________________________________

Minggu, 12 Desember 2021

JINGGA & MARCELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang