047

205 23 0
                                    

Hi, lama nggak ketemu. Gimana kabarnya bestiee?

Jangan lupa kasih bintang dan komen ya

Happy reading

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Sekarang pukul 10 malam, tepat lima menit yang lalu sebuah notifikasi singkat menyentak gadis itu. Nyata, namun seperti mimpi buruk yang datang tanpa diharapkan. Rasa takut yang turut serta mengambil peran dalam menciptakan kehidupannya yang mengerikan membuatnya gelisah.

Lengan kekar dipenuhi otot-otot itu masih senantiasa melingkar ditubuhnya walaupun lelaki itu lelap dalam tidurnya. Saat itu suhu ruangan yang dingin terhalangi hangatnya dekapan Jingga yang terlihat seperti seorang lelaki sejati sama sekali tidak mampu menyembunyikan denyut jantungnya terasa ingin meledak.

Gadis itu membawa tubuhnya duduk, menatap arah jendela dengan pandangan kaburnya. Jemarinya bergemelutuk ditengah remangnya cahaya yang ada. Ada sesuatu yang tidak beres, ini sudah sejak lama menghantuinya. Meskipun selama ini dirinya hanya diam, namun sekarang terasa mulai mengganggu.

Untuk waktu yang lama tidak ada yang membuka suara sebab Jingga lelap tertidur seperti mayat. Cece juga tidak paham mengapa matanya tiba-tiba penuh dengan air mata dan untuk kesekian kalinya dirinya sungguh lelah menebak siapa yang mengirimkan pesan-pesan sialan itu padanya.

Apa dia menyerah saja? Seperti beberapa bulan yang lalu saat dirinya hampir membulatkan keputusan untuk meninggalkan Jingga jika semua urusan skripsinya selesai. Namun entah bagaimana kuatnya hasrat itu roboh begitu saja ketika mata Jingga yang berbinar-binar merangsek pikirannya dengan tidak sehat.

Segala sikap yang jelas menunjukkan lelaki itu menempati posisi sebagai kaum physical touch membuatnya nyaris tidak berkutik ketika segala sentuhan Jingga memporak-porandakan kesehatan jiwanya.

Perkara hanyut di pantai anyer, Jingga yang malang dengan perut penuh air laut itu membuat seorang Marcelyne yang memiliki hati sedingin kutub utara itu nyaris tak sanggup bernapas ketika melihat tubuh ringkih itu terkapar di atas tempat tidur pasien.

Sebetulnya disini siapa yang sudah gila?

Cece menahan getar dibibirnya dan segera mengelap air matanya. Tangannya terangkat membereskan anak rambut yang menghalangi matanya lalu mencepol asal rambutnya.

Jingga masih tak terusik dengan segala gerak-gerik gadis itu. Apa dia sedang bercumbu dengan wanita cantik lain didalam mimpinya? Apa saat ini mereka sedang bercinta atau sekedar bermesraan. Entahlah. Namun rasanya tidak sopan memikirkan hal buruk pada seseorang yang baru saja hampir mati tenggelam.

Sudah jelas dia belum pulih betul, masih banyak pil obat yang harus diminumnya dan anjuran untuk istirahat total oleh dokternya.

Hening. Tiba-tiba air matanya meluncur lagi.

JINGGA & MARCELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang