029

284 44 12
                                    

VOTE YA BESTIE

INI CERITA JINGGA
_HAPPY READING SEMOGA UDIN_
______________________________

Tetaplah mencintaiku, maka aku juga akan tetap disini untukmu

_Jingga_

__________________________________


Dengerin lagu galau kalau mau lebih dapet feel nya ya fren :')

*
*
*

Jemari Jingga menggenggam ponsel Cece kuat. Kenapa dia harus mencintai Rania, sedangkan yang selalu ada untuknya selama ini adalah Cece?

Kenapa dia terlalu menginginkan Rania, sampai lupa bahwa yang terbaik sudah ia miliki?

Tidak apa-apa ya, mungkin sudah jalannya seperti ini.

Lama Jingga terdiam di kegelapan, pandangannya tertunduk kearah ponsel.

Meskipun Jingga tidak pernah berniat buruk pada Cece, namun memang benar, selama ini ia hanya memperlakukan Cece seperti pelacur pribadinya.

Kalimat itu tidak salah, namun kenapa Jingga merasa tidak bisa terima?

Jingga kacau. Pikirannya berantakan.

Segala hal tentang kebahagiaan masih diselimuti tanda tanya. Apakah dia layak mendapatkan maaf dari gadis itu?

Lalu dengan hati yang tercacah, Jingga membawa tubuhnya masuk. Jingga duduk di balkon yang berhadapan langsung dengan kolam renang di bawahnya.

Dia memantik api rokok dan menikmati kegalauannya. Dia tidak mengantuk walau ada rasa lelah yang mendera tubuhnya.

Entah kemana perginya manusia banyak yang ada di penginapan ini? Kenapa ia malah sendirian?

Jingga merotasikan tubuhnya kebelakang, melihat pintu kayu yang jaraknya sekitar 7 meter dari tempat duduknya. Ia tau, Cece ada di dalam sana.

Kemudian pandangannya jatuh lagi pada ponsel Cece yang masih ada pada dirinya. Gadis itu pergi begitu saja membawa amarahnya dan meninggalkan ponselnya pada Jingga.

"Marcel, kok kita jadi gini ya? Hahaha salah gue sih". Ujarnya pada diri sendiri.

"Selamat hancur buat lo Jingga". Lanjutnya bermonolog.
__________________________________

Anda:
Ver, gue butuh bantuan lo

Verra:
Gue capek

__________________________________

Di dalam kamar, Opet memindai tubuh Cece dari ujung kaki sampai ubuh-ubun.

Kenapa dia terlihat kacau? Wajahnya tertekuk sedikit.

Opet mendekat sambil sesekali menoleh ke kasur sudut kamar, memastikan Maya telah tidur. Ada tiga kasur di kamar ini dan yang paling sudut itu di tempati Maya.

Sejak awal mereka tiba disini, itu sekitar empat jam yang lalu, Lilin belum terlihat. Dan Opet tahu kemana gadis itu dan dengan siapa dia sekarang.

Dan orang yang ada di depannya ini adalah salah satu yang menghilang dengan misterius beberapa saat yang lalu. Kemudian balik dengan keadaan yang makin kacau.

Cece buru-buru mengalihkan pandang ketika Opet menatap matanya. Kakinya berjalan masuk dari pintu kamar menuju ranjang tempat tidurnya.

Pakaiannya belum berganti, masih sama seperti saat mereka berangkat kesini.

JINGGA & MARCELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang