040

236 36 4
                                    

Anyway, Jingga & Marcel akan ending di chapter 50

Jadi kemungkinan 10 chapter kedepan bakal panjang banget tiap chapternya

Rencana ending bulan April ini ya bestie

Semoga gimana pun endingnya nanti, kalian tetep suka

Jangan lupa kasih support ke aku juga dengan vote dan comment

Share juga cerita ini ketemen-temen kamu

Thingkiu

______________________________

GRUP KELUARGA TANPA AYAH BUNDA:

Kak Bima:
Dicari seorang pria bodoh bernama Jingga Prakasa
Menurut saksi, pria ini hilang sejak kemarin setelah menyebabkan kekacauan di Upnormal
Diduga, pria ini melarikan diri dengan kekasihnya dengan membawa kabur mobil Pajero hitam plat B1310 JGP milik sahabatnya sendiri

Anda:
Bacot anying

Bro Agus:
Pulang lo, gue udah dapet mobilnya ini

Anda:
Mobil apa?
Mau kemana?

Kak Ijun:
Udah lo pulang dulu buru

Anda:
Bilang dulu mau kemana nya

Kak Akbar:
Melihat surya yang tenggelam di pantai Anyer

Kak Ijun:
Anjay wkwkwk

Anda:
Mau berangkat malam ini emang?

Bro Agus:
Iya, ntar aja jam 2 pagi.

Kak Ijun:
Gue juga masih di BEM

Anda:
Ngapain tengah malem ke pantai?

Kak Akbar:
Sunrise nya juga bagus dek

Anda:
Kalau kata gue mah mending gak usah deh, cuaca lagi jelek. Ini aja hujan, perasaan gue nggak enak bro

____________________________

"Ini minggu UTS, gila memang rencara lo pada". Jingga menghempaskan tubuhnya di atas sofa ruang tengah.

"Siapa bilang mau pergi malam ini?". Celetuk Bima.

"Jadi kapan dong?".

"Besok atau nggak lusa. Vin, lo udah makan belum? Gue mau beli makan keluar". Ujar Bima.

"Gue juga deh, laper gue". Balas Joko.

"Agus kemana?". Tanya Jingga sambil terpejam-pejam.

"Dikamarnya".

"Ga". Panggil Kevin. Mata lelaki itu terbuka malas.

"Kenapa?".

"Kamar gue yuk, temenin gue". Katanya.

Jingga mengangguk hanya untuk membuat sahabatnya itu merasa lebih baik. Jingga tahu Kevin tidak pernah bisa duduk sendirian setelah semua yang terjadi membuat otaknya terperas.

Bagaimanapun Kevin butuh teman untuk sekedar menenangkannya, untuk sekedar mengatakan bahwa semua yang terjadi bukanlah salahnya.

Walaupun itu sulit.

Lama mereka duduk di sana. Jingga menatap sahabatnya yang sudah berada dibawah pengaruh alkohol.

Jingga yang sedang memantik api rokoknya sontak terdiam saat serak suara Kevin terdengar begitu memilukan.

JINGGA & MARCELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang