Beberapa bulan setelah pertemuan mereka kemarin dejun makin menunjukan rasa sukanya pada aera dia melakukannya perlahan-lahan agar aera tidak risih atau terbebani akan hadirnya
Tentu aera sadar akan hal tersebut biasanya ia merasa tidak nyaman jika ada laki-laki yang menunjukan rasa sukanya tapi dejun berbeda ia merasa tidak bisa menolak kehadiran dejun
Saat ini aera sedang berjalan menuju perpustakaan sekolah untuk mengembalikan buku yang di pinjam pak xiumin tadi, di pertengahan jalan dejun datang dan mengambil alih tumpukan buku yang sedang aera pegang dengan satu tangan dan sebelah tangannya ia pakai untuk menggenggam tangan aera, cara dia memperlakukan aera sangat manis
"Kenapa ga telfon gue?"
"Buat apa?"
"Ini berat kalo lo bawa sendirian"
"Lebay deh ini ga seberat yang lo pikir"
"Bawel kan gaada salahnya buat minta tolong ke gue"
"Gue ga mau ngerepotin lo"
"Gue rela kalo lo repotin tiap hari"
Aera hanya tersenyum menanggapi ucapannya
"Dari mana?"
"Kelas nya bang mingyu"
"Ngapain ke kelas abang?"
"Nongkrong aja sih kelas gue lagi jamkos males liat muka aheng terus jadi mampir ke kelas kakak ipar"
"Cih kepedean emang dipikir gue mau sama lo?"
Dejun menghentikan langkahnya dan menarik lengan aera agar gadisnya itu lebih dekat dengannya
"Masa gue di tolak?"
"Gausah cemberut gitu ga pantes sama muka galak lo"
"Jawab duluuu"
"Apasih segala ngambek gitu kaya anak kecil"
"Aeraaaaaaa"
"Apaaaa hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KAKAK¹⁷ [ END ]
أدب الهواةONESHOOT [ END ] Tentang anak perempuan satu-satunya dalam keluarga