27.

3.4K 578 146
                                    

Vote dulu Hayyuk

===

ran segera duduk di sofa mewahnya sambil memangku tubuhmu yang lemas. setiap kali kamu meronta kram di perutmu terasa semakin sakit.

"(name) aku mencintaimu.."ran bergumam pelan sambil menyandarkan kepalamu pada dada bidangnya.

"jangan emosi terus, jangan membenciku, karena aku ini suamimu." ran mengusap lembut rambutmu, dan menyisirnya pelan. ka?u hanya terdiam, terlalu lemas untuk berdebat dengan ran.

"tenang jangan stress, okay.." ran menarik lenganmu, dan melingkarkannya di leher ran. kamu bergerak dan meletakkan lehermu pada ceruk leher ran. hingga ran bisa merasakan deru nafasmu di lehernya.

"eh anj- jangan disana" batin ran panik. karena ran hanya bergumam dalam hatinya, jadi kamu masih tetap setia tertidur di bahu ran. perlahan nafasmu mulai teratur yang mengartikan bahwa kamu sudah terlelap. meninggalkan ran yang sedang menahan hawa nafsunya dengan susah payah.






setelah ran mulai terbiasa dengan deru nafasmu, serta 'adik' kecilnya yang udah tidur lagi. ran beralih merilekskan punggungnya pada sofa.

ran beralih memandangi wajahmu dan menyingkirkan anak rambut yang menutupinya.

"menggemaskan.. tapi juga menyebalkan" gumam ran dengan suara pelan agar tidak membangunkanmu. cukup lama ran memandangimu, hingga akhirnya dia tersadar.

"ya pokoknya gue ga boleh jatuh cinta sama dia. cewek cantik yang bisa muasin gue masih banyak di luar sana." batin ran.





"We were so tragic"
"But it was magic"

"I wish I could forget you"
"And find someone new"
"But it's not easy for me"
"It's always you at the bottom"
"Of my whiskey bottle"
"Over and over again"

(bayangin ran lagi nyanyi lagu diatas :)

ran ikut memejamkan matanya, entah kenap fikirannya melayang pada kejadian di masa lalunya. betapa hancurnya dia ketika menanggung beban sebagai anak pertama dan kehilangan adiknya yang paling kecil. hingga ia bertemu seorang gadis yang membawanya keluar dari kegelapan. sayangnya ran hanya bisa memanggil dia mantan, saat ini.

"kamu mirip banget sama dia, tampang polos tapi keras kepala. sungguh aku begitu dendam padamu." ran mengusap lembut pipimu, lalu terkekeh kecil.

"tuan, dokternya sudah datang" ucap maid dari luar kamar milik ran. ran menyuruh dokter itu masuk, sambil meletakkan tubuhmu kembali pada kasur.







"gak usah kasih tau gimana keadaannya gue gak peduli." ucap ran dengan mood memburuk. ran meninggalkan dokter pribadinya sendirian denganmu di ruangan itu. sebenarnya dokter itu kebingungan karena dia tidak tau harus membicarakan keadaanmu pada siapa.

===




"huff.." ran mendesis kesal sambil menghisap rokoknya dalam-dalam. moodnya memburuk karena overthingking yang disebabkannoleh dirinya sendiri. ran pernah mencintai dengan sungguh-sungguh, sayangnya kesungguhan itu hanya di anggap main-main oleh sang puan.

"kiran-" ran menggeram kesal sambil memukul penyangga balkon kamarnya. tentu saja ran sudah menutup pintu balkon agar asap rokoknya tidak masuk ke kamar.

"kiran siapa?" ran terkejut karena tiba-tiba kamu berdiri di belakangnya. kamu menyangga tubuhmu yang masih sedikit lemas pada dinding dan menatap ran dengan tatapan tajam

"kamu gak tidur?"

"sedari tadi aku gak tidur, kamu ngomong apapun juga aku denger kok. kalau dendam sama orang lain, jangan ngelampiasin ke aku."

"kalau masih gamon sama mantan, monggo balikan aja. baru 3 hari nikah terus cerai juga gak masalah kok buat aku." kamu menatap ran tajam. kamu pikir perkataan ran yang terang-terangan mempermainkan perasaanmu itu hanya bercandaan disaat dia sedang mabuk saja.














'TBC.'

El.egi (Haitani Ran x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang