11.

4.5K 788 101
                                    

Vote dulu Hayyuk

===

"yakan.." ran bergumam pelan, lalu menghela nafas kasar. ran menerima panggilan itu dengan ragu-ragu.

"y-ya? halo tante" ucap ran dengan nada santai.

"halo ran, kamu tau dimana (name)? dari tadi mama telfon ga dijawab." ran meneguk ludahnya kasar.

"di rumah sakit tan, (name) pingsan" ucap ran ragu-ragu.

"apa?!"

"sial kamu tidak bisa menjaga anak saya!" bisa ran dengarkan bentakan ayahmu dari sebrang telfon. ran menghela nafas kasar, jika saja bukan calon mertuanya mungkin ran sudah membunuh ayahmu sejak hari itu.

"m-maaf, tapi (name) baik-baik saja sudah di tangani dokter" ucap ran baik-baik. terdengar decakan kesal dari sebrang sana.

"baik nak ran, tolong jagain (name) ya.. dan untuk pernikahan kalian.."

"itu biar ran yang urus tante,"

"oke ran, mulai sekarang kamu manggil mama aja ya. gausah manggil tante, hehe. tolong jaga (name) ya ran, kadang (name) anaknya rada aneh semoga kamu betah sama dia."

"sip, ma-" ucap ran ramah. lalu setelahnya mamamu mematikan sambungan telfon. ran menghela nafas kasar, karena tidak harus dihajar lagi oleh ayahmu. sudah cukup lama ran tidak mendapat bogeman dari orang lain, jadi bekas luka itu masih terlihat meskipun tidak lagi terasa sakit.

===



kamu terbangun dengan kepala yang terasa pening, kamu sedikit mengingat apa yang terjadi padamu tadi.

"aku pingsan lagi ya?" kamu menghela nafas kasar. merasa aneh dengan tubuhmu yang mendadak lemah, apalagi pingsan 2x dalam waktu yang sangat berdekatan. padahal sebelum-sebelumnya kamu tidak pernah merasakan pingsan.

"udah bangun?" kamu menyipitkan matamu, menatap siapa yang berada di sampingmu saat ini. tapi sia-sia, karena matamu memiliki silinder dan minus yang tinggi. membuatmu tidak bisa hidup tanpa kacamata.

"dokter bilang kamu jangan terlalu capek dan stress okay.."

"kamu- siapa sih?" kamu hendak merubah posisi tidurmu menjadi terduduk. tetapi dengan segera orang di samping brangkarmu itu kembali mendorong tubuhmu agar tetap berbaring.

"jangan terlalu capek, kamu tidur aja. sayang" kamu menyeritkan alismu. mulai menyadari siapa orang yang berada di sampingmu itu.

"lo!" kamu segera terduduk dengan tergesa-gesa, lalu mengambil kacamata di nakas.

"kan sudah aku bilang-"

"PERGI DARI SINI!" kamu membentak ran dengan kasar. tanganmu mengepal menahan emosi yang memuncak.

"(name), tenanglah jangan marah gitu. jangan buat dirimu stress" ucap ran dengan perhatian. tangan dan hendak menyentuh pipimu, tapi kamu langsung menepisnya dengan kasar.

"lo itu penyebab stressnya, jadi pergi dari sini! jangan muncul di hadapan gue lagi!" kamu mendorong-dorong tubuh ran agar dia benar-benar pergi. tetapi tetap saja lelaki itu kukuh untuk berada di dekatmu.

"aku gak mau pergi." ran menatapmu sayu. sementara kamu membalasnya dengan tatapan tajam,

"pergi ran!! pergi-" kamu hendak berteriak lagi tetapi tertahan karena tiba-tiba ran memeluk tubuhmu dengan erat.

"don't push me away.. please give me a chance, (name)..." ran berbisik pelan, membuatmu tertegun sesaat. kamu menghentikan aksimu yang hendak memukul ran. tetapi kamu juga tidak membalas pelukan ran sama sekali.

"tangan kamu dingin, kamu kedinginan hmn?" tangan ran beralih menganggam salah satu tanganmu. lalu ran mengecup keningmu cukup lama hingga kamu tidak mampu bergerak atau bereaksi apapapun..

"hari ini kita menikah ya?"





'TBC.'
ku update tiap viewersnya nambah 1k/chapter

El.egi (Haitani Ran x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang