33.

3.5K 533 57
                                    

Vote dulu Hayyuk

===

"apa lagi? lepasin ih, sakit tau" ucapmu masih santai.

"aku gak mau cerai"

"haduh lepas dulu" ran merenggangkan tarikannya pada baju yang kamu gunakan.

"kan kalau cerai bisa nikah lagi sama cewek lain" ucapmu santai sambil menuangkan indoumi yang kamu masak pada saringan.

"no.." ran memeluk pinggangmu dengan sangat erat. sementara kepalanya ia letakkan pada punggungmu.

"yes"

"(name), gak mau." ucap ran dengan suara lemah.

"tapi aku mau"

"sungguh aku tidak melalukan apapun padanya"

"ya terus? perkataanmu tidak bisa kulupakan dalam satu malam haitani ran" kamu menyikut perut ran dengan kasar. membuat lelaki itu melepaskan pelukannya.

"udah minggir aku mau makan" ucapmu lalu pergi meninggalkan ran di dapur. ran mengikuti langkahmu, menuju sofa. sementara kamu memakan indoumi buatanmu dengan anteng.

"(name),"

"hmn?" kamu hanya menjawab panggilan ran dengan dehaman pelan. tiba-tiba ran mendekatkan wajahnya padamu. kamu yang lagi menyeruput mie, langsung terkejut karena ran yang sudah mengecup bibirmu singkat.

"maaf, maaff aku janji tidak akan melakukannya lagi. sungguh, janji, selama-lamanya aku akan setia padamu." ucap ran dengan nada meyakinkan. kamu memutar bola matamu malas.

"tch, kamu buat aku tidak selera makan! berhenti memaksaku ran" ucapmu penuh kekesalan.

"(name) jangan marah-marah, nanti kamu sakit." kamu menghela nafas kasar, berusaha menetralkan amarahmu.




"nak, kamu tega banget nyuruh mama bersabar sama iblis kaya dia" batinmu dalam hati.

"duh terserah kamu lah, berhenti berisik!" ucapmu kesal, meskipun pada akhirnya kamu harus mengalah pada ran. ran menghela nafas lega lalu memelukmu sangat erat.

"cuma 1 kesempatan, selanjutnya aku tidak akan memaafkanmu selama-lamanya." ucapmu tegas, yang diangguki oleh ran. ran mengecup keningmu singkat, lalu kepalanya ia letakkan pada bahumu. dan sejak malam itu ran bersifat semakin clingy padamu.

===

.

"(name) ini ada paket kardus, isinya apa?" tanya ran yang sudah mengangkat 2 bungkus kardus di genggamannya. kamu tersenyum senang, lalu mengulurman tangan di hadapan ran.

"sini aku bantu angkat"

"perutmu sudah besar! jangan aneh-aneh" ucap ran kesal. yaa.. kandunganmu sudah berusia 7 bulan, itu artinya sebentar lagi kamu bakal menuju lahiran.

kamu memanyunkan bibirmu kesal. ran segera meletakkan kotak-kotak itu di ruang tamu. lalu dengan excited kamu membuka isi kotak itu.

"untuk apa kamu beli banyak buku! anak kita baru mau lahir, bukan berusia 7 tahun (name)!"

"shuuttt, berisik" kamu meletakkan jari telunjukmu di depan bibir ran. salah satu alasan kamu tidak mau menggugurkan anakmu adalah karena kamu ingin belajar mendidik seorang anak yang cerdas. kamu tidak menginvestasikan anak itu sebagai hartamu, tapi sebagai harta negara.

singkatnya kamu terobsesi memilik anak yang pintar dan cerdas. tapi bukan berarti cerdas itu secara akademik. tetapi cerdas yang kamu maksud adalah, multitalenta. kamu ingin mengarahkan anakmu pada banyak hal, meskipun pada akhirnya di hanya akan memilih satu yang di dalami. kamu bukan pemaksa kok, kanu hanya ingin memberi privilege lebih pada anakmu, dengan memanfaatkan uang ran.

ran hanya bisa menghela nafas kasar melihat tingkahmu.

"udahlah, ayo makan. sudah waktunya makan siang" ran beralih mengenggam tanganmu dan mengajakmu beranjak dari sofa. menuju dapur.

saat melihat makanan di meja makan, mendadak kamu tidak nafsu makan.

"kenapa?" tanya ran bingung. saat melihat ekspresimu yang berubah menjadi sedih, menggemaskan.

"mau masak sendiri aja"

"jangan capek-capek, kamu mau masak apa. biar aku minta maid buatin?"












'TBC.'
pengen cepet-cepet aku end in.

El.egi (Haitani Ran x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang