TAK DIDUGA [END]

3. sebuah Rasa

Bismillahirrahmanirrahim...

Hay. Assalamualaikum☺️.....
Welcome to my story
semoga suka ya:)

Btw kesini ada yang lewat jalur Tik tok gak???

Jangan lupa Vote dan komennya...

Warning! typo bertebaran

!!!

🌼Happy reading🌼

•
•
•
•
•

Beberapa bulan ini Zul dan Humay sangatlah dekat, ah tidak mereka memang sudah dekat sejak SD. Tetapi ini sedikit berbeda.

Humay mulai merasakan rasa suka pada Zul, ya Muhammad Hafidzul Zikri. Teman masa kecilnya itu. Tetapi ia berusaha mungkin ini hanya perhatian sebagai teman.

Seperti sekarang Zul datang ke kelas Humay hanya untuk memberika roti kesuka Humay. Zul pun duduk disamping Humay tetapi tidak terlalu dekat.

" Zul elu pacaran ya sama Humay? " Tanya Bayu

" Ah engga kok kita cuman temen "

" Iya gak Hum? " Lajutnya pada Humay

" Ah -iya "

'kok gua serasa gimana gtu ngedenger jawaban Zul' batin Humay

'lah Kitakan emang nya temen, gak gak boleh Humay gak boleh ada rasa ke Zul'

Liza tahu bahwa Humay mulai memiliki rasa lebih pada Zul, ia sangat paham betul terhadap sahabatnya ini, ia melihat tatapan Humay pada Zul.

'gua tau hum elu suka sama Zul, semoga Zul juga Suka sama Humay, tapi kalo diliat² perhatian nya Zul ke Humay itu kayanya Zul juga punya rasa yang sama deh' batin Liza. Matanya tak henti-hentinya menatap Humay dan Zul berganti an

Zul melirik seorang gadis yang duduk paling didepan yaitu bersebalahan dari bangku yang diduduki oleh Humay

Lalu ia tersenyum tipis 'cantik dan menarik' bantinnya

Lalu ia melirik Humay yang sedang memakan roti yang tadi ia beri.

Zul pun bangkit dari duduknya, " gua kekelas dulu, " pamit Zul menatap Humay

Humay pun mengangguk an kepalanya, sebelum pergi Zul pun mengusap kepala Humay yang terbalut kerudung coklat

Seketika tubuh Humay langsung menegang, jantungnya pun berdetak tak karuan

'ahs gak, gak boleh baper hum' batin Humay

Liza yang melihat itu pun tersenyum senang " cieee Humay "

"Cieeeeee " Goda beberapa siswa yang berada dikelas Humay

Tetapi gadis yang dilirik tadi oleh Zul tadi itu hanya diam ia menatap Humay secara dalam.

" Aw aw aw Humay. Udahlah kenapa elu gak jadian aja sama si Zul, kalian cocok tau "

Pipi Humay pun menjadi bersemu merah

" Apaan sih " ucap Humay yang sambil mengontrol detak jantung yang masih tak karuan itu

" Cie cie, gua dukung deh elu sama Zul. Iya gak guys " ucap Liza pada teman² sekelasnya

" Iya dongg " ucap mereka serempak

" Apaan sih kalian ah ngada² "

" Eh iya btw Sekarang Humay gak terlalu dingin kaya waktu itu ya, sekarang mah lebih enak berinteraksi " celetuk dini