8. kecolongan

137 27 7
                                    

Welcome to my story

semoga suka ya:)

Jangan lupa Vote!

Warning! typo bertebaran

!!!

🌼Happy reading🌼






Sehabis pulang sekolah Humay menunggu Agam di sebuah halte, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolahnya, Liza dan Hilwa sedari tadi sudah pulang terlebih dahulu. Akibat paksaan dari Humay

Humay mengayunkan kedua kakinya sambil bersenandung kecil.

Tiba-tiba ia melihat segerombolan anak muda laki-laki yang menggunakan motor, awalnya Humay biasa saja.

Tetapi mimik wajah berubah menjadi panik ketika segerombolan motor itu berhenti tepat didepan halte yang sedari tadi ia tempati

Salah satu dari mereka pun menghampiri Humay, Ia menggunakan jaket berwarna hitam

" Assalamualaikum ukhti " ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Humay bergidik ngeri " waalaikumsalam " jawabnya dengan nada ketus

" Wah jangan judes-judes dong, kan kita jadi suka. Iya gak?"

" Yoi boss " jawab orang-orang yang ada dibelakang orang yang menggoda Humay

Ketika orang itu hendak menyentuh bahu Humay, dengan cepat Humay pun memundurkan langkahnya

" WOY " panggil seseorang laki-laki dari arah gerbang sekolah

Mereka pun menatap laki-laki itu

" Cabut. WOY cabut " ucap orang yang menggoda Humay tadi.

Mereka pun pergi meninggalkan Humay

'syukurlah mereka pergi' batin Humay

Laki-laki yang membantu Humay tadi pun menghampiri Humay

" Lu gapapa? " Tanyanya

Humay hanya menggelengkan kepalanya menatap kearah wajah orang itu " Terima kasih kak " ucap Humay

Ia tahu dia adalah seorang kakak kelas karna ia melihat almamater yang digunakan oleh laki-laki ini

" Sama-sama "

" HUMAY! " panggil seseorang dari arah belakang

Humay pun langsung menolehkan kepalanya, ternyata Agam

Dengan langkah yang lebar Agam pun langsung menghampiri adiknya, setelah sampai Agam menatap tajam orang yang ada di samping adiknya itu

Agam langsung menarik tangan Humay" Ayo pulang " ajaknya

" Tap- " ketika Humay hendak membantah ia urungkan karna melihat mata Agam yang mengisyaratkan kalo dia sedang marah

Humay pun langsung menurut ikut pergi dengan Agam tanpa berpamitan dengan laki-laki yang menolongnya tadi.

Sementara itu laki-laki yang menolong Humay hanya diam, lalu matanya melihat tangan Humay yang digenggam oleh Agam

Lalu ia tersenyum miring dibalik masker hitam yang ia gunakan, 'pasti dia adiknya'. pikirnya tepat sasaran, Setelah itu dia langsung pergi dari halte.

* * * *

Diperjalanan Agam hanya diam, matanya tetap fokus ke depan tetapi pikirannya ke mana-mana.

TAK DIDUGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang