Jangan lupa untuk vote dan komen, Terimakasih 🤍
PART 60. [END]
Arsyala sedang duduk disebuah batang pohon yang sudah rubuh, yang terletak tidak jauh dari bibir pantai.
Ia melihat pantai ini sangatlah indah, sebenarnya ia tidak datang sendirian, ia ditemani oleh Marcel. Setelah shalat isya, ia akan langsung pergi ke bandara.
Sudah satu jam Arsyala menunggu Humay untuk datang tetapi gadis itu tak kunjung datang. Pikir Arsyala mungkin sedang terjebak macet jadi ia memutuskan untuk menunggu Humay lebih lama lagi.
Menit demi menit sudah ia habiskan, dan kini waktu sudah menunjukkan pukul 05.30 berarti sudah satu jam setengah ia menunggu Humay untuk datang.
"Ternyata menunggu itu tidaklah menyenangkan." Ucapnya pelan.
Saat ini suasana pantai tidaklah terlalu ramai. Arsyala beranjak dari duduknya.
"Ah mungkin Humay tidak bisa untuk datang hari ini-"Ketika ia akan melangkah,
"KAK ARSYA TUNGGU!"
Dan gadis yang selama ini ia tunggu akhirnya datang, dapat Arsyala lihat Humay berlarian sebuah senyuman kecil terbit saat melihat Humay yang agak kesusahan dengan gamis coklat muda yang digunakan gadis tersebut.
Dan lihat dibelakang Humay terdapat Hilwa dan Liza yang ikut berlari seperti Humay.
"Aduhhhh huft- Assalamualaikum kak- maaf Humay. Huftt bentar cape nih abis lari-larian."
Ucap Humay sambil ngos-ngosan, Arsyala tersenyum kecil.
"Atur nafas dulu"
Humay mengatur nafasnya, Arsyala lihat dibelakang Humay ia kira Liza dan Hilwa akan menghampiri mereka berdua ternyata kedua gadis itu malah duduk bersama Marcel ditempat yang berada tak jauh dari saat ini Arsyala dan Humay berada.
Arsyala memberikan sebuah kelapa yang sudah lengkap dengan sedotannya. "Minum dulu, ini memang untuk kamu."
Humay menerima kelapa tersebut lalu ia duduk dibatang pohon yang Arsyala tempati tadi. Dengan perlahan Ia meminum air kelapanya.
"Huftt makasih kak hehe"
"Oh iya maaf Humay terlambat banget, ih kak Arsya pasti udah nunggu lama."
"Tidak hanya sebentar."
"Hanya satu jam setengah saja." Lanjut Arsyala
Humay me cebikkan bibirnya. "Gara-gara macet sih jadi Humay telat. Terus mobilnya segala mogok."
"Jadinya Humay kesininya lari-larian. Dan untung kak Arsya nungguin ya walaupun tadi kayanya udah mau pergi."
Arsyala hanya tersenyum tipis. Lalu ia mengeluarkan sebuah kalung dari saku celananya. Lalu ia menunjukkannya dihadapan Humay.
Humay terkejut ketika melihat bandul kalung tersebut, "loh ini kan cincin hitam milik Humay yang hilang bertahun-tahun yang lalu. Kok bisa ada di kak Arsya?"
"Cincin ini saya menemukannya disebuah halte bis dengan sekolah madrasah Tsanawiyah. Kurang lebih empat tahun yang lalu."
"Dan saya simpan dengan baik takut ini akan dicari oleh pemiliknya. Dan saya sudah lama tahu kalo ini milikmu, Tapi saya akan mengembalikan nanti ketika waktunya sudah tepat, Dan hari inilah waktu yang tepat itu. " Jelas Arsyala panjang lebar lalu ia menyerahkan kalung tersebut pada Humay.
"Anggap saja ini hadiah perpisahan dari saya, ya walaupun cincin itu adalah milikmu tapi kalungnya itu dari saya"
"Iya kak makasih, Humay kan menjaganya dengan baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK DIDUGA [END]
Teen Fiction"Opsi cinta dalam diam adalah pilihan terbaik bagi gua" _Humayirah_ Yuk langsung baca dari pada penasaran. ⚠️Warning Sebelum baca jangan lupa follow dulu ya^_^⚠️ " Sesuatu yang ditakdirkan untukmu, tidak akan menjadi milik orang lain, dan Sesuatu y...