50. kabar duka

86 21 0
                                    


Assalamualaikum
Hay guys

Aduhh udah lama kayanya aku gak up hehehe
Ada yang kangen gak? Oh gak ada yaudah gapapa aku mah ikhlas:v

Aku tuh lupa gak up, karena gak di ingetin ayang ಥ‿ಥ

Aku juga lagi gak semangat nih gak tau kenapa tiba-tiba aja gtu

Btw ada yang nungguin aku up gak? Oh ada makasih ya lop deh buat kamu udah nungguin aku yang masih jadi author labil😭

Oh iya

Marhaban ya Ramadhan ✨
Selamat menjalankan ibadah puasa🙏🏻

.
.
.
.
.
.

kalian baca Part ini kapan nih siang hari? atau malam hari?

heheh Kepo banget ya aku 😂



Yaudah itu aja

Happy reading 🤍

Ehhh gengss jangan lupa pencet bintang🌟
di bawah kiri pojok yaaa

Yang udah awww maaciww💗







PART 50.

"Hiks"

Suara Isak tangis seorang gadis yang bernama Humayirah Nur As-Shidiqia terdengar begitu memilukan, entah mengapa gadis itu tersedu-sedu dalam tangisnya padahal ia sedang tertidur.

Dahinya mengernyit dan terdapat bulir-bulir keringat di pelipisnya, air matanya juga ikut membasahi bantal yang ia tiduri.

"E-engga, jangan Zul.... Jangan-"

"Jangan Zul. Pliss gua mohon hiks-" rancau Humay yang masih terlelap dalam mimpinya

"JANGAN!" Sentak Humay yang langsung terbangun dari tidurnya dengan nafas yang tidak beraturan.

Ia melirik sekitarnya, bukannya berhenti air matanya kian mengalir, Isak tangis dari bibir mungilnya terus terdengar.

"Engga. Zul masih ada. D-dia belum meninggal" gumamnya pelan

Cklek

Pintunya terbuka, melihat putrinya menangis dengan cepat Annisa  masuk kedalam kamar Humay dan memeluk putri bungsunya itu.

Ia mengusap rambut Humay, "Umi.... Humay mimpi buruk mii" Annisa mendekap erat tubuh Humay yang bergetar karena menangis.

"Humay mimpi, Z-zul. Dia meninggal hiks-"

"Ini cuman mimpi kan mii, Zul gak mungkin ninggalin Humay."

"Syuttt Humay tenang ya..."

Humay melepaskan dekapan uminya pelan, "umi, bilang sama Humay. Ini mimpi ya... Zul masih ada. D-dia masih mondok di Banten-kan umi"

"Iya sayang iya" Annisa kembali mendekap putrinya erat.

'bagaimana umi menceritakan ini pada kamu sayang...'

'umi gak tega. Umi gak mau kamu sedih lagi. Cukup dulu kamu menangis karena cinta sepihak kamu pada Zul.'

'dan sekarang jangan menangis karena cinta pertama kamu sudah pergi...'

Annisa ikut menangis, ia tak sanggup memberi tahu yang sebenarnya pada Humay. Ia tahu bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang kita sukai pergi untuk selamanya.

TAK DIDUGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang