43. jompo

120 18 0
                                    


Hayyyyy.....

Jangan lupa vote....

Happy reading ✨


PART : 43. JOMPO

Trio A (Arsyala, Agam dan Arhan), Marcel dan ke lima inti Eljabali sedang berkumpul diruang tengah, mereka sekedar bercanda ria setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh tadi, Fadel memegang pinggangnya yang terasa sedikit sakit. Ia meringis sambil memijit pinggangnya.

Dan orang yang ada disekitarnya terhibur akibat kelakuan Fadel yang nyeleneh itu, Fadel tiada hentinya bergerutu kesal.

"Sumpah pinggang gua kaya mau patah aja" ringisnya.

"Lebay" komentar Marcel sambil melempar kulit kacang pada muka Fadel.

"Gua sumpahin biar lu ngerasain apa yang gua rasaa saat ini"

"Lagian kaya yang gak biasa aja lu Del, ngelakuin perjalanan jauh" Celetuk Surya

"Yoi. Biasanya lu gak kaya gtu" tambah Rayhan

"Faktor U. Mybe"

"Yeee sembarangan si bos. Gua mah masih muda" bantahnya tak terima pada perkataan Arsyala

"Perlu dipanggil tukang urut?" Tawar Agam

"Nih ini yang gua suka. Perhatian banget deh bang Agam"

"Biasanya kalo dipijit suka nambah sakit Del. Iya gak Gam?" Arhan mengangkat kedua alisnya pada Arsyala.

"Nah itu. Apa lagi kalo salah ng'urutnya. Bukannya sembuh malah tambah parah" ucap Agam menakut-nakuti

Perkataan Agam membuat Fadel bergidik ngeri, ia membayangkan jika pinggang nya itu patah. "Dah nanti aja sembuh sendiri"

"Humay sama Hilwa dimana?" Tanya Surya yang sedari tadi tidak melihat kedua gadis tersebut.

"Masih dikamarnya, lagi tidur mungkin" ucap Agam.

Arsyala menghentikan game online-nya, ia menatap pada semua orang yang ada didalam diruangan ini, "Rencananya kita pergi kemana?"

"Gua denger sih ada pasar malam disekitar sini" ucap Marcel yang mendengar informasi ini dari salah satu pegawainya.

"Coba kita tanya ke yang lainnya aja, siapa tau mereka setuju" Arsyala memberi arahan.

Suara derap langkah kaki dari arah tangga membuat pandangan mereka teralihkan menatap dua gadis yang sedang menuruni satu persatu anak tangga sambil bercerita ria, mereka berdua begitu menghayati obrolan mereka sambil tertawa lepas satu sama lain.

Arsyala terdiam melihat senyum Humay yang begitu lepas, ini pertama kalinya ia melihat senyum Gadis tersebut, wajah Humay begitu sangat ceria, Sadar apa yang ia tatap kali ini Arsyala langsung mengalihkan pandangan kearah lain sambil beristighfar.

'Astaghfirullah'alazim. Godaan macam apa lagi ini'

Agam menarik tangan Humay agar duduk disampingnya, ia mengelus kepala adiknya dengan penuh kasih sayang, ia mencium puncak kepala Humay "ngobrol in soal apa sih, asik banget?" tanya Agam

"Itu loh bang si Liza misuh-misuh karena gak bisa ikut ke Bandung. Kata dia, disana selalu dijulid'in sama Tante-tantenya itu. Jadi males buat kumpul keluarganya" ucap Humay sambil tersenyum manis.

"Suruh nyusul aja" saran Arhan bangun dari posisi duduknya dan pergi kearah dapur.

"Udah biarin aja. Gak usah diajak. Sempit" sarkas Fadel

"Eh tadi gua denger, nanti malam mau kemana?"tanya Hilwa mulai penasaran

"Pasar malam, mau?" Tanya Surya

TAK DIDUGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang