44. Pasar malam

264 23 8
                                    


Happy reading ✨✨



PART : 44. PASAR MALAM


Arsyala keluar dari kamarnya, pakaian yang ia kenakan malam ini hanya Hoodie hitam dan celana panjang berwarna senada dengan Hoodienya, dan ia juga menggunakan sepatu sneaker putih. Ia berjalan menuju ruang tengah.

Dan ternyata semuanya sudah berkumpul, tetapi tidak dengan dua gadis yang masih berada dikamar mereka, Arsyala duduk disebelah Agam dan Arhan yang masih menggunakan pakaian yang rapih

"Cewek kalo lagi dandan pasti lama"

"Nah bener Del, gua rasa gak cukup semenit dua menit." Timbal Divi menyetujui ucapan Fadel.

"Lu gak ikut bang?" Tanya Arsyala

Agam dan Arhan menggelengkan kepalanya, "gua mau ngerjain tugas susulan aja dlu, biar pas kita balik tugas-tugas gua udah selesai semuanya" alasan Agam

"Gua juga" Arhan ikut-ikutan dengan ide Agam

"Bang Agam, bang Arhan, kita ini mau liburan. Masih aja sibuk sama tugas, nanti aja lah kalo udah masuk kuliah aja" timbal Surya

"Nah setuju. Kita kesini kan buat healing" tambah Rayhan

"Gak ah, Mumung otak gua lagi pengen belajar. Biar nanti tugas-tugas gua gak numpuk banget" Agam masih kokoh dalam pendiriannya.

"Loh bang Agam sama bang Ahan kok belum siap-siap sih?" Tanya Humay sambil menuruni anak tangga bersama Hilwa.

"Kita gak bisa dek, ada tugas susulan"

"Yahhhh berartin Humay gak jadi dong" lesu Humay tak bersemangat.

"Gapapa kalo kamu mau pergi, pergi aja. ada Arsyala sama Eljabali yang bakalan jagain kamu" ungkap Agam. Lalu ia menatap Arsyala

"Ar, gua titip Adek gua, jagain dia, jangan sampe lecet. Balik ke sini, keadaannya harus sama seperti sekarang saat ini."

"Oh iya cegah dia buat beli makanan yang pedes-pedes. Pokoknya jajanan yang engga sehat buat adik gua"

"Kalo ngebantah?"

"Lu telfon gua aja. Biar gua suruh bodyguard Abi buat jemput Humay bawa pulang ke Jakarta sekarang juga"

Humay mendelik, "engga bakalan kok, Humay tipe orang yang penurut"

"Iya iya terserah Adek Abang yang penting bahagia" Humay menadahkan tangan kanannya pada wajah Agam, sang kakak pun hanya mengangkat sebelah alisnya saja. Lalu ia menaruh tangannya pada telapak tangan Humay dan menyodorkan pada hidung dan bibir Humay.

"Ish bagi uang dulu, baru salaman" ucap Humay pada Agam yang tidak mengerti kodenya itu.

Ketika Agam hendak mengeluarkan dompetnya, Arsyala mencegah Agam. "Biar gua aja yang jajanin Humay"

Mata Hilwa terbelalak tak percaya, 'gila. Gua aja belum pernah dijajanin Ama si Berkut'

"Serius kak? Humay kalo jajan suka ngabisin uang loh kak" ucap Humay dengan nada serius.

"Walaupun kamu mau beli Penthouse. Uang saya gak akan abis"

"Anjayana sultan Ibrahim nih" celetuk Fadel

"Harta tahta anak tunggal kaya raya" tambah
Rayhan

"Sugar baba-nya pretty" Hilwa keceplosan menyebutkan nama pretty.

"Pretty? Pretty Saha?" Tanya Surya tiba-tiba

Arsyala langsung menatap tajam Hilwa. Tapi gadis itu hanya cengengesan tak jelas, "udah gak usah kepo, biar urusan tuan muda Mad Arsyala Ibrahim yang jelasin nanti ke kalian" setelah mengatakan itu Hilwa langsung berlari kearah luar.

TAK DIDUGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang