29. Kainan

95 18 2
                                    

Seperti biasa vote dan komennya ✨

Happy reading 🌼

PART 29. KAINAN

Dan sebentar lagi apa yang dibayangkan oleh Humay akan terjadi. Risyam dan Anak Istrinya langsung memesan tiket pesawat untuk ke Indonesia. Sedangkan Kainan ia langsung menyuruh dokter lain untuk mengganti dirinya pada saat jadwal operasi beberapa hari kedepan.

Mungkin karna jarak antara Bandung dan Jakarta yang cukup lumayan dekat, kini Kainan sudah berada di kediaman Ahmad.

"Risyam bilang dia akan tiba sebentar lagi" ungkap Umar

Kainan mengelus kepala Humay yang tertutup oleh kerudung instan berwarna hitam, "Sayangnya om gak apa-apakan, lukanya juga udah gak sakit kan??" Ketika Kainan baru saja sampai ia langsung mencari Humay.

Ia begitu sangat khawatir mendengar Humay terluka dan mengalami kejadian seperti itu.

Humay menggelengkan kepalanya "Engga om, Aman kok"

Kainan langsung menatap kedua kakaknya "bang kenapa baru ngasih tau gua sih, gua juga dokter jadi gua bisa ngerawat Humay" kesalnya.

Kainan memang yang paling muda jadi terkadang memakai kata elu-gua pada ketiga abangnya itu.

"Kamu terlaku sibuk dengan Pacarmu itu, jadi kamu tidak mengetahui tentang ini, padahal sebelumnya kamu selalu tahu perihal tentang Humay" ungkap Umar

"Pacar apaan gua gak punya pacar?" Bantah Kainan.

Ahmad memicingkan matanya "Lalu siapa alat-alat Operasi mu itu, bukannya mereka selalu dekat denganmu"

Kainan memutar matanya malas "tau ah, aku kesal pada kalian bisa-bisanya kalian melupakan aku"

Nah bedakan lagi kan gaya bicaranya.

"Aku-kamu, atau elu-gua. Om?" Ledek Agam

"Cih, gak konsisten"

Cibir Ahmad

"anak dan ayah sama saja. Humay kamu jangan ikut-ikutan seperti Abi dan Abang kamu ya"

"Iya iya engga kok, Humay mah baik"

"Bagus pertahankan itu" saran Kainan

✨✨✨✨✨

Pada Siang hari, Risyam dan anak istrinya sudah tiba di Indonesia, sama seperti Kainan mereka langsung panik, sekaligus kesal. Karna baru diberi kabar mengejutkan itu.

Kini keluarga besar As-shidiqi berkumpul semua di ruang keluarga milih Ahmad, Risyam dan Raisa tiada hentinya menanyakan apakah luka Humay tidak terasa sakit. Kainan juga ia tidak mau kalah dengan para abangnya, ia terus mengelus kepala Humay.

Humay berada ditengah-tengah diantara kukungan Risyam dan Kainan, Ahmad dan Umar hanya bisa memandang datar kearah mereka.

Apa lagi Ahmad, ia tak ingin Humay berdekatan dengan orang lain walaupun mereka adik dan kakaknya.

Humay hanya diam ia hanya menurut saja, Kainan terus memeriksa kondisi luka Humay.

"Untung luka kamu tidak terlalu dalam Humay, jadi bisa cepat Kering" celoteh Kainan.

"Humay dengerin om kamu jangan ngelakuin kaya gitu lagi, oke?" Tambah Risyam.

"Iya iya engga lagi"

"Sekarang duduk sesuai Anggota keluarga masing-masing" titah Fadly. Ya mereka jika berkumpul maka akan duduk sesuai Anggota keluarga kecil masing-masing.

TAK DIDUGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang