51. Tergantikan

104 19 0
                                    

PART 51. TERGANTIKAN

Don't forget vote and komen guys

'dia kenapa?' Dalam benak Angkasa terus bertanya-tanya ketika melihat wajah Humay yang murung. Selama jam pelajaran berlangsung ia terus memperhatikan Humay.

Hingga pada saat bel istirahat berbunyi Humay hanya terdiam sambil menatap ke arah depan dengan pandangan kosong. Biasanya gadis itu akan segera bergegas menemui temannya yang sudah pergi ke kantin.

Angkasa menghampiri Humay

"Hey"

"Zul"

Seketika tubuh Angkasa membeku mendengar Humay memanggil nama seseorang.

Mata Humay mengerjap pelan "eh sorry gua salah ngomong"

Angkasa tersenyum "gapapa, btw kenapa bengong aja? Ini udah istirahat loh biasanya lu langsung ke kantin"

"Emm gapapa Kok gua lagi males ke kantin"

"Are you okey?" Tanya Angkasa

Dahi Humay mengernyit heran, "gua baik-baik aja. Kenapa lu nanya gitu?"

Angkasa menggeleng, ia menarik salah satu bangku yang ada di sampingnya meletakkannya didekat bangku Humay tetapi tetap berjauhan.

"Cerita sama gua" pinta Angkasa pelan

Humay menoleh kekanan dan ke kiri hanya ada mereka berdua didalam kelas. Ia merasa tidak nyaman berdekatan dengan Angkasa ya walaupun agak berjauhan.

Humay menggeleng pelan "Gaje banget sih, gua gapapa"

"Humayirah, Cerita sama gua. Kenapa hm?" Ulang Angkasa dengan nada lembut

Seketika mata Humay langsung berkaca-kaca.

'suaranya mirip banget sama Zul'

"Angkasa"

Hati Angkasa tertegun mendengar Humay memanggil namanya.

"Gua boleh cerita?"

"Cerita aja gua siap ngedenger semuanya"

Seketika setetes air mata Humay jatuh

"Kamu mirip seseorang"

Deg

Jantung Angkasa berdetak kencang mendengar Humay mengatakan kata 'kamu' dan kalimat 'mirip seseorang'

"Suara kamu-"

"Nada bicara kamu, tingkah laku kamu-"

Beberapa hari ini Humay sering memperhatikan gerak gerik Angkasa secara diam-diam.

"Semuanya sama, cuman satu hal saja yang membedakan kamu dan dia"

"Wajah. Wajah kalian aja yang berbeda"

Keringat dingin mulai bercucuran dipelipis Angkasa. Ia memejamkan matanya untuk mengurangi rasa gugupnya.

"Apa kamu itu Zul. Hafidzul Zikri teman masa kecil aku?"

Mata Angkasa terbuka lebar.

"Buk-"

"Tapi gak mungkin, karena Zul udah gak ada" potong Humay dengan cepat

"Gak ada?"

"Iya, dia meninggal dalam peristiwa kebakaran beberapa bulan yang lalu"

"Engga Humay, aku masih ada. Aku masih hidup. Ini aku Hafidzul Zikri"

TAK DIDUGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang